produk mode ramah lingkungan
Menyiasati pertumbuhan alga yang berlebihan, Vivobarefoot; perusahaan penyedia sepatu asal London besama Bloom, firma material inovatif dari San Diego, AS meluncurkan sepatu berbahan dasar alga.
Dewasa ini, kacamata hitam hadir dalam berbagai bentuk dan warna yang lebih variatif. Tak hanya itu, bahan pembuat gagang kacamata juga kini lebih beragam lho.
Dalam upaya mengurangi jumlah sampah botol plastik, Hamilton Perkins menghadirkan koleksi tas serbaguna yang terbuat dari 100 persen botol plastik bekas yang didapatkan dari Haiti.
Two Guys Bow Tie melakukan gebrakan baru dalam dunia fesyen terhadap dasi kupu-kupu. Mereka membuat sesuatu yang belum pernah dibuat sebelumnya, yaitu dasi kupu-kupu yang terbuat dari kayu bekas.
Biasanya, perhiasan yang dianggap menarik identik terbuat dari emas ataupun batu permata. Namun 31 Bits mampu mengubah kertas bekas menjadi sebuah perhiasan dengan nilai jual yang tinggi.
Kain ramah lingkungan nampaknya terus berkembang dari material yang tidak disangka-sangka. Kali ini, apa yang dilakukan oleh desainer Adriana Santanocito, pemilik merek Salvatore Ferragamo, bagi dunia mode harus diapresiasi.
Stella McCartney telah lama dikenal memiliki perhatian besar terhadap fesyen bebas material hewani. Belum lama ini, Stella memperkenalkan material baru yang ia sebut “skin-free skin”. Apa itu?
XXLab merupakan inisiatif dari 5 wanita dari Yogyakarta. Mereka mengembangkan SOYA C(O)U(L)TURE, yaitu kain berbahan dasar limbah dari pabrik tahu dan tempe.
Devocean, sebuah penyedia elemen fesyen di Florida, Amerika Serikat, mendedikasikan penjualan produknya untuk pemeliharaan laut, khususnya konservasi penyu laut.
Tidak banyak pelengkap mode yang dapat memberi pesona lebih bagi pemakainya. Hal inilah yang ditawarkan oleh Secret Wood Rings. Cincinnya tidak hanya mempercantik jemari, namun juga membawa keindahan alam yang misterius.
Mengolah kembali material lama, atau upcycle, menjadi produk fesyen yang bercita rasa menjadi tren tersendiri di kalangan pecinta dan penggiat mode. Seperti halnya Barbara Mattivy dengan sepatu daur ulangnya, Insecta Shoes.
Pada pertengahan 2016 lalu, Ably, perusahaan pakaian yang berbasis di Seattle, meluncurkan kaus dan jaket yang tahan air dan menolak bau tak sedap. Pakaian tersebut menggunakan bahan yang disebut Filium.
Wol merupakan material yang berasal dari alam, lebih tepatnya bulu domba. Di Selandia Baru, wol sangat melimpah sehingga beberapa produsen pembuat sepatu mulai menggunakannya ke dalam produk mereka.