pencemaran merkuri
Jakarta (Greeners) – Indonesia sebagai tuan rumah COP-4 Konvensi Minamata mendorong penghapusan merkuri yang telah banyak merugikan manusia dan lingkungan. Make Mercury History, adalah kampanye dari Konvensi Minamata tentang merkuri. […]
Jakarta (Greeners) – Dalam perjalanan investigasi tim Greeners, fakta merkuri masih ada di Bumi Pertiwi itu nyata. Penambangan emas di sebuah kampung salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat masih […]
Jakarta (Greeners) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pengurangan dan penghapusan merkuri pada pertambangan emas skala kecil (PESK). Target Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan […]
Jakarta (Greeners) – Bahaya merkuri tidak hanya mengintai lingkungan tetapi juga kesehatan khususnya kulit. Kandungan merkuri kemungkinan masih ada dalam berbagai macam produk kosmetik yang beredar di pasaran yang tak […]
Direktorat Lingkungan Hidup, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah menganalisis timbulan dan kebijakan pengelolaan limbah B3. Dalam analisis tersebut terdapat proyeksi penggunaan merkuri pada tahun 2045 sebanyak 8234.1 per tahun atau dua kali lipat dari 2019. Salah satu masalah terbesar dalam pengelolaan merkuri adalah Sektor pertambangan tanpa izin (PETI).
Sebagai bentuk tindak lanjut ratifikasi konvensi minamata, pemerintah Indonesia akhirnya secara resmi melakukan Depository International of Regulation (IoR) kepada Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat.
Studi baru yang dilakukan oleh IPEN menemukan kadar merkuri yang melebihi ambang batas yang dianjurkan oleh EPA pada perempuan di Kepulauan Pasifik di lokasi pertambangan emas, termasuk di Indonesia.
Setelah DPR mengesahkan RUU tentang Pengesahan Konvensi Minamata mengenai Merkuri menjadi undang-undang pada Sidang Paripurna, pemerintah bersiap menyusun Rencana Aksi Nasional.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan (KLHK) menargetkan penyelesaian ratifikasi Konvensi Minamata di Indonesia bisa rampung sebelum pelaksanaan Conference of the Parties (COP-1) Minamata Convention yang pertama.
Merkuri berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan namun logam ini tidak lepas dari keseharian kita. News Anchor yang juga aktif menyuarakan isu-isu lingkungan, Valerina Daniel, mengaku turut prihatin dengan kondisi ini.
Untuk meratifikasi Konvensi Minamata, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama dengan Tim Pakar telah menyusun dokumen Naskah Akademis Pengesahan Konvensi Minamata tentang Merkuri.