pangan alternatif
Jangkrik (Gryllus) merupakan serangga atau insekta yang berkerabat dekat dengan belalang dan kecoa. Hewan berdarah dingin ini memiliki kemampuan beradaptasi baik dengan lingkungannya.
Tanaman sagu tidak asing bagi penduduk di wilayah timur Indonesia. Hasil olahan pati dari batang sagu menghasilkan beragam makanan kaya gizi. Tidak hanya itu, tanaman ini juga menyimpan potensi sebagai bioetanol.
Para ahli gizi menunjukkan bahwa jangkrik memiliki tingkat protein dua kali lipat ketimbang daging. Kini mereka menyatakan bahwa mengonsumsi serangga juga bisa menurunkan dampak dari perubahan iklim.
Di Indonesia, lentil (Lens culinaris) mungkin kalah populer dibanding kacang hijau. Namun kacang-kacangan yang bentuknya menyerupai lensa ini bisa menjadi sumber pangan alternatif pengganti protein hewani.
Beternak jangkring untuk konsumsi? Kenapa tidak. Cricket Shelter adalah sebuah peternakan serangga moduler yang menjanjikan cara mudah dan efisien untuk beternak jangkrik.
Jakarta (Greeners) – Saat ini bumi ini sudah dihuni oleh lebih dari 7,3 miliar manusia. Hasil proyeksi Biro Pusat Statistik menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama 25 tahun mendatang akan […]
Kekayaan pangan yang dimiliki oleh Indonesia memberikan banyak alternatif bagi masyarakat untuk mengolahnya. Beras, salah satu yang menjadi pangan pokok bagi masyarakat Indonesia dapat digantikan oleh beberapa sumber pangan lain […]
Jakarta (Greeners) – Melonjaknya harga beras di pasaran membuat masyarakat di beberapa daerah beralih ke pangan alternatif. Seperti yang terjadi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Untuk mengatasi mahalnya harga beras […]
Jakarta (Greeners) – Keberhasilan Indonesia dalam program swasembada beras pada tahun 1984 yang juga sempat mendapatkan penghargaan dari lembaga pangan internasional Food and Agriculture Organization (FAO) kini sudah tidak berlanjut […]