
mitigasi bencana


Jakarta (Greeners) – Jelang libur perayaan Natal dan pergantian tahun baru (Nataru), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Ini merupakan salah satu upaya pemerintah melindungi masyarakat […]

Jakarta (Greeners) – Guna menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyiapkan sistem untuk mitigasi bencana dengan mengerahkan seluruh sumber daya. KTT ASEAN ke-42 […]

Jakarta (Greeners) – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko berpandangan, kolaborasi antarnegara dunia penting guna mempercepat penanganan dan mitigasi bencana. Hal itu ia sampaikan dalam forum […]

Jakarta (Greeners) – Badan Meteorolog Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan akan memperkuat sistem peringatan dini gempa bumi di Pulau Kalimantan. Langkah mitigasi ini terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke […]

Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto berharap hasil riset terkait kebencanaan menjadi dasar kebijakan.


Mahasiswa dari Universitas Teknologi Da Nang Vietnam, Nguyen Huynh Nhat Thuong berhasil menciptakan sistem peringatan banjir bertenaga surya yang dapat dioperasikan melalui telepon pintar dan website.

Penting untuk melakukan sosialisasi dan pendidikan terkait pendidikan kebencanaan. Salah satu cara untuk menyampaikan edukasi tentang mitigasi bencana adalah menggunakan permainan.

LIPI melalui Pusat Penelitian Kependudukan melakukan pengkajian penanganan pascabencana yang terjadi di Sulawesi Tengah. LIPI menilai para korban yang selamat dari bencana sudah mulai memulihkan diri.

Plt. Kepala Pusat Penelitian Kependudukan LIPI Herry Yogaswara mengatakan pengetahuan kearifan lokal bisa dijadikan pendidikan siaga bencana yang sesuai dengan karakteristik lokal. Sayangnya, tidak semua kearifan lokal diketahui masyarakat setempat.

Berbagai pihak mendesak pemerintah agar segera mengaudit Undang-Undang (UU) Penataan Ruang. Pasalnya, masih banyak korban jiwa yang timbul dikarenakan upaya mitigasi belum maksimal.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkenalkan teknologi alternatif pengganti sistem Buoy yaitu Laser Tsunami Sensor (LTS). Teknologi ini dinilai lebih efisien dan lebih murah.

Menyangkut persoalan pengurangan risiko bencana, LIPI menyarankan untuk membuat Provinsi Peringatan Dini dan mengatur tata ruang wilayah pantai di Indonesia.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan melakukan revitalisasi pada tiga Buoy Tsunami untuk Gunung Anak Krakatau. Perbaikan ketiga Buoy tersebut diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp15 miliar.