mikroplastik
Kondisi laut Indonesia mengalami pencemaran yang tinggi oleh sampah dari daratan. Ini diperparah dengan ancaman mikroplastik bagi tubuh manusia.
Sebuah kabar mengejutkan datang dari sebuah studi yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jerman dan Robert Koch Institute belakangan ini, pasalnya para peneliti telah menemukan bahan-bahan plastik berbahaya pada tubuh […]
Perlu diketahui, salah satu sumber mikroplastik yang mencemari saluran air dan lautan berasal dari pakaian yang kita kenakan sehari-hari. Terutama pakaian yang memiliki serat sintetis yang terbuat dari bahan poliester […]
Mikroplastik, serpihan kecil plastik yang ukurannya lebih kecil dari 5 mm keberadaannya saat ini sudah tersebar di mana-mana sehingga bisa ditemukan di lautan, salju Kutub Utara, bagian terdalam samudera, bahkan […]
Pencemaran mikroplastik merupakan ancaman yang sangat serius baik di darat dan di laut. Selain ukurannya yang tak kasat mata dan sulit terurai, mikroplastik juga dapat mencemari tubuh manusia, bahkan menurut […]
KLHK melalui Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan akan melakukan evaluasi terkait plastik Standar Nasional Indonesia (SNI) 7188.7:2016 Kriteria ekolabel – Bagian 7: Kategori Produk Tas Belanja Plastik dan Bioplastik Mudah Terurai.
Meski masih mempunyai pekerjaan rumah terhadap pengelolaan sampah, Indonesia berpotensi besar menjadi penampung sampah dunia setelah China menutup diri untuk menerima sampah dari berbagai negara.
Brand mode asal Spanyol “Ecoalf” membuat sepatu dengan material kain dari daur ulang botol plastik. Sampah botol plastik tersebut banyak ditemukan di perairan Laut Mediterania.
Dalam pertemuan Close Door Event: Towards Blue Economy, Menko Maritim Luhut Pandjaitan menjelaskan mengenai kondisi sampah laut di Indonesia di hadapan Vice President Sustainable Development Laura Tuck dan perwakilan negara lainnya.
Sampah plastik laut merupakan permasalahan serius di seluruh dunia, terlebih di Indonesia. Sampah plastik bahkan telah memengaruhi ekosistem hingga ke ukuran mikro.
LIPI menyatakan bahwa sudah seharusnya kandungan plastik baik mikro maupun makro menjadi perhatian semua pihak, terlebih jika menyangkut kesehatan.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengaku tidak pernah melakukan penelitian ataupun analisa terhadap kandungan mikroplastik pada air leding maupun air tanah di Jakarta.