keanekaragaman hayati
Bagi pecinta kuliner, pasti tidak asing dengan petai. Petai enak dimakan namun setelah memakan petai akan timbul bau menyengat pada mulut. Meski demikian, petai ternyata mengandung manfaat baik untuk kesehatan.
Bunga lili atau Lilium telah dikenal sejak zaman Yunani kuno. Konon bunga lili sangat dihormati oleh masyarakat Yunani karena dipercaya berasal dari air susu Hera, Ratu para Dewa.
Teureup (Artocarpus Elasticus) berkerabat dekat dengan nangka, sukun, dan cempedak. Pohon ini memiliki banyak manfaat, namun masyarakat suku Baduy tahu bagaimana memanfaatkan pohon ini secara arif.
Siput lola (Trochus niloticus) merupakan salah satu jenis moluska berukuran besar dari kelas gastropoda. Cangkangnya yang berukuran besar membuat biota laut ini sempat dieksploitasi untuk keperluan industri kancing.
Selain kamboja, Bali juga memiliki flora khas yaitu cemcem/kecemcem (Spondias pinnata (L.f.) kurz). Tanaman ini bahkan digunakan sebagai bahan obat tradisional di Pulau Dewata.
Bekantan (Nasalis larvatus) atau Proboscis monkey merupakan primata dengan ciri khas memiliki hidung yang panjang dan besar. Tidak hanya bentuk hidungnya yang khas, satwa ini juga pandai menyelam.
Bagi penggemar tanaman kerdil, pohon stigi (Pemphis acidula) menjadi salah satu tanaman yang dapat dijadikan bonsai. Selain itu, tanaman ini juga diyakini memiliki khasiat klinis dan magis.
Lumba-Lumba Hidung Botol (Tursiops truncatus) atau Bottlenose Dolphin merupakan mamalia laut yang dapat hidup hingga 40-50 tahun. Perilakunya yang suka mengejar kelompok ikan membantu nelayan dalam mencari ikan.
Berdasarkan penelitian terbaru, keanekaragaman hayati bukan saja konsep ideal para konservasionis tetapi juga memiliki nilai yang tinggi.
Tamarin pinche merupakan satwa asli Amerika Selatan dan termasuk dalam salah satu jenis primata terkecil di dunia. Berdasarkan penelitian, satwa ini memiliki 38 jenis suara berbeda.
Maraknya perdagangan satwa ilegal, pencurian keanekaragaman hayati maupun sumber daya genetik serta lemahnya perlindungan hukum menjadi penyebab semakin berkurangnya jumlah keanekaragaman hayati Indonesia.
Tindakan biopiracy ternyata tidak terbatas pada kegiatan pencurian kekayaan genetik secara ilegal dan sembunyi-sembunyi, melainkan banyak praktik biopiracy yang dilakukakan secara legal dan terang-terangan.
Lemahnya perlindungan terhadap potensi kenakeragaman hayati Indonesia menjadi penyebab terjadinya pencurian atau pembajakan sumber daya genetik lokal untuk kepentingan asing atau yang sering disebut dengan praktik biopiracy.