biodiesel
Tanaman memiliki beragam jenis fungsi dimana salah satunya adalah sebagai sumber bahan baku biodiesel. Biodiesel adalah salah satu jenis bahan bakar nabati non fosil (biofuel) yang saat ini sedang digalakkan penggunaannya oleh pemerintah.
Salah satu energi baru terbarukan yang digasak pemerintah Indonesia adalah pengembangan biodiesel berbasis sawit. Namun, hingga proses B30, kesejahteraan petani sawit belum menjadi prioritas. Padahal petani sawit memiliki potensi besar sebagai penyedia sumber bahan baku pengembangan, bahkan untuk biodiesel B100.
Presiden Joko Widodo mempercepat implementasi program biodiesel 30 persen sehingga menciptakan permintaan minyak sawit mentah domestik yang sangat besar.
Following the launch on August 2018, the use of organic fuel, dubbed as Biodiesel 20 is reported to have poor performance on improving oil palm farmers welfare.
Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi menyatakan bahwa pada tahun 2019 ini Indonesia akan mengembangkan B30 yang merupakan pengembangan dari B20.
Dalam kajian tahun 2016, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan bahwa hingga saat ini masih belum ada desain tata kelola usaha perkebunan dan industri kelapa sawit yang terintegrasi dari hulu ke hilir.
Tanaman jarak memiliki banyak manfaat, salah satunya minyak yang dihasilkan jarak, khususnya jarak pagar, berpotensi menjadi biodiesel. Sayang, pengembangan besar-besaran yang dilakukan malah gagal ditengah jalan.
Hingga saat ini masih banyak produsen yang memilih mencari keuntungan cepat dengan mengoplos minyak jelantah ke minyak goreng curah. Padahal sebenarnya minyak jelantah masih bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar biodiesel.
Jakarta (Greeners) – Program biodiesel yang digadang-gadang sebagai alternatif solusi mencegah jebolnya BBM bersubsidi, dinilai tidak dijalankan secara serius oleh pemerintah. Direktur PT Wilmar Indonesia, Darwin Wu, menyatakan, jika memang […]