adaptasi perubahan iklim
Jakarta (Greeners) – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mendesak pemerintah dan dunia punya komitmen yang ambisius dalam konferensi tingkat tinggi perubahan iklim (COP-26) di Glasgow, Skotlandia. Pendekatan keadilan iklim harus […]
Jakarta (Greeners) – Saat ini generasi muda punya tantangan baru untuk ikut mengendalikan dampak perubahan iklim. Caranya dengan menggunakan energi terbarukan (EBT) ramah lingkungan dan membatasi penggunaan kendaraan berbahan bakar […]
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan bahwa misi keikutsertaan delegasi Indonesia pada COP 23 ialah memastikan kepentingan Indonesia terakomodasi.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengakui masih sulit untuk mengetahui dampak pertumbuhan penduduk di perkotaan terhadap perubahan iklim.
Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Nur Masripatin, yang juga ketua Delri, menekankan bahwa target Indonesia di COP 23 kali ini adalah menyepakati elemen-elemen penting yang masuk pada COP Decision 2018, termasuk pembahasan Paris Rules Book.
Perubahan iklim memberi dampak yang cukup besar terhadap beberapa sistem global, salah satunya terhadap sistem air.
Jumlah mobil listrik di dunia akan mencapai 150 juta atau lebih pada tahun 2040 apabila target untuk mengurangi emisi bisa tercapai. Namun hal ini juga berarti penurunan drastis untuk permintaan biofuel seperti etanol.
Barack Obama, mantan presiden AS,percaya bahwa AS menuju pada dunia dengan ‘energi bersih’ dan ia menyampaikan empat alasan kenapa perubahan tersebut tidak bisa ditunda.
Para peneliti AS percaya bahwa mereka telah menemukan bukti kuat terkait dengan iklim di masa lalu, melalui lapisan yang terdapat pada moluska atau biasa disebut sebagai mutiara.
Meski dirundung dengan ancaman kemunduran berkaitan dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, para delegasi dari 197 negara berhasil keluar dengan resolusi yang menakjubkan di COP 22.
Meski perubahan iklim menimpa semua kalangan masyarakat, perempuan adalah pihak yang cenderung semakin rentan oleh perubahan iklim.
Walhi menilai pengesahan ratifikasi Perjanjian Paris menjadi UU melalui Rapat Paripurna DPR akan menjadi manifestasi dari tanggung jawab politik negara untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa laju perubahan iklim saat ini berdampak kepada ketahanan spesies tanaman pangan untuk beradaptasi dan bertahan.