Bandung (Greeners) – Hingga saat ini, Indonesia masih bergantung pada impor beberapa komoditas pangan seperti beras, buah, dan sayuran untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kualitas yang sama namun dengan harga yang berbeda tentu membuat terjadinya persaingan yang timpang.
Di tengah permasalahan pangan ini, sekelompok anak muda yang tergabung dalam Unpad Berkebun justru melirik kegiatan berkebun. Komunitas yang beranggotakan mahasiswa Universitas Padjajaran ini secara aktif melakukan kegiatan berkebun di tengah aktivitas mereka sebagai mahasiswa.
“Anggota yang resmi tercatat sekarang ada 20 orang, mereka berasal dari berbagai jurusan yang ada di Unpad,” ungkap Muhammad Rizky Triatama Nugraha, Ketua sekaligus salah satu penggagas Unpad Berkebun saat ditemui Greeners di Taman Film Bandung, Sabtu (4/7) lalu.
Rizky menjelaskan bahwa Unpad Berkebun muncul atas inisiatif lima orang anggota yang sebelumnya aktif di komunitas Bandung Berkebun, binaan wali kota Bandung, Ridwan Kamil. Karena latar belakang universitas dan minat yang sama, akhirnya kelima orang tadi membentuk Unpad Berkebun pada tanggal 15 Desember 2013.
Mahasiswa jurusan Teknologi Industri Pertanian semester 7 ini menuturkan, komunitas Unpad Berkebun aktif melakukan berbagai pelatihan dan sosialisasi mengenai pengetahuan berkebun kepada masyarakat, terutama masyarakat di sekitar kampus di Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Mereka menanam berbagai komoditas pangan sayuran organik, pengembangan pupuk kompos, pengembangan urban farming, dan menjual hasil tanam mereka kepada umum.
“Kami mengajarkan kepada masyarakat akan pentingnya kegiatan berkebun dengan konsep 3E (Ekologi, Edukasi, dan Ekonomi). Kami juga mengembangkan komoditas pangan sayuran organik, menanam padi organik dan pengembangan pupuk kompos cair,” imbuhnya.
Meski komunitas ini belum genap dua tahun, namun Unpad Berkebun mempelopori penanaman holtikultura dan persawahan secara organik dalam satu lahan di Amboretum Unpad seluas 200 meter persegi. “Kami juga mencoba untuk menanam holtikultura dan persawahan dalam satu lahan. Lahan kami bagi dua dan sama sekali tidak menggunakan pestisida kimia. Komunitas berkebun yang lain belum ada yang melakukannya,” katanya.
Melihat fenomena impor komoditas pangan yang semakin gencar di Indonesia, Rizky sangat berharap semakin banyak orang yang melakukan kegiatan berkebun. Menurutnya, dengan kondisi ketahanan pangan Indonesia yang semakin kritis, akan lebih baik bila berkebun dijadikan sebagai gaya hidup.
“Dengan niat yang tulus, passion yang tinggi dan rasa tanggung jawab penuh, kita mampu menerapkan kegiatan berkebun sebagai gaya hidup. Sehingga kita bisa meningkatkan ketahanan pangan negara,” katanya berharap.
Unpad Berkebun berbagi informasi melalui akun twitter @Unpadberkebun, Instagram Unpadberkebun dan blog www.unpadberkebun.tumblr.com.
Penulis: ANP/G32