Teens Go Green merupakan komunitas pemuda yang mendorong generasi milenial agar lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Setiap anggota bergabung akan dibekali berbagai pelatihan, pembelajaran berbasis edutainment, dan pendekatan ekosistem.
Komunitas yang berdiri pada 1 Desember 2007 ini adalah program kerja Yayasan Kehati PT Pembangunan Jaya Ancol bersama Dinas Pendidikan. Mereka mengedukasi anak muda usia 16 sampai 25 tahun untuk lebih peduli mengenai permasalahan sampah plastik dan juga styrofoam.
Baca juga: Komunitas Ewaste-RJ: Jadikan Pemilahan Sampah Elektronik Sebuah Kebiasaan
Menurut Founder dan Excutive Director TGG, Bambang Sutrisno, sampai saat ini aturan pengelolaan sampah tidak bisa mengubah paradigma lama masyarakat yang masih sebatas kumpul, angkut, dan buang. “Di sini kita berusaha melakukan edukasi dan kampanye terutama mengenai sampah agar mereka menjadi agen penggerak gaya hidup minim sampah,” kata dia saat diskusi daring bersama EcoNusa, Senin, (20/04).
Program tahunan Teens Go Green, yakni visioning workshop yang diikuti oleh peer learning ekosistem mulai dari hulu seperti perkotaan hingga hilir. Sedangkan program edukasi dan kampanyenya terbagi menjadi enam kategori di antaranya Learning Camp, Project Camp, Kampanye Anti-Styrofoam, Road to School, Styro Patrol, dan Ajang Kreasi.
Bambang menuturkan edukasi dilakukan melalui pendekatan yang menyenangkan. Tim TGG mengunjungi sekolah-sekolah di Jabodetabek dan bekerja sama dengan tempat wisata dalam menjalankan beberapa program mereka. Misalnya pada program Styrofoam No Thanks, mereka berkolaborasi dengan Ancol untuk mengedukasi para pengunjung sekaligus melakukan pengawasan Styro Patrol.
Styro Patrol merupakan pengawasan atas kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk berkomitmen menerapkan kawasan bebas styrofoam. “Ini meriset seberapa berhasil kebijakan yang dijalankan. Hingga saat ini taman-taman di Ancol sudah tidak lagi menggunakan styrofoam,” ujar Bambang.
Baca juga: Koalisi Pemuda Hijau: Bersinergi Membangun Lingkungan
Pada 2019, komunitas dengan 150 anggota yang tersebar di seluruh Jabodetabek ini memperluas isu kampanyenya ke arah “Refuse to Single Plastic”. Program tersebut terbagi menjadi empat fokus utama yaitu, styrofoam, plastik sekali pakai, sedotan sekali pakai, dan botol plastik.
“Kita berharap semoga langkah-langkah kecil yang dilakukan dapat menginspirasi. Dan banyak pihak bersinergi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan,” ucapnya.
Penulis: Ridho Pambudi