Jakarta (Greeners) – Tidak sulit mengenali sosok Suparno Jumar ketika pertama kali berjumpa. Rompi berwarna coklat muda, celana pendek, dan helm sepeda merupakan tiga benda yang melekat dalam kesehariannya. Hari itu ia memakainya kala menemani Greeners.Co melihat sampah-sampah yang tersangkut di bantaran Sungai Ciliwung.
Mengetahui sepak terjang Suparno juga bukan merupakan pekerjaan susah. Pria kelahiran Purworejo 47 tahun silam ini aktif membagikan kisahnya tentang sungai Ciliwung di akun instagram miliknya, Suparnojumar (@FJoe). Lewat akunnya itu ia telah membagikan 488 unggahan kepada kurang lebih 12 ribu pengikutnya.
Suparno Jumar bisa disebut sebagai aktivis lingkungan Sungai Ciliwung. Ia menyebarkan semangat kelestarian lingkungan lewat video blog (vlog) yang dikirim ke dinding media sosialnya. Platform tersebut sengaja dipilihnya untuk menyampaikan realitas Sungai Ciliwung secara visual. Mulai dari sampah yang tersangkut hingga aktivitas masyarakat dalam membersihkannya.
“Itu (vlog) bagian saya menyebarkan kenyataan (kondisi sungai Ciliwung) yang tidak banyak orang tahu atau mungkin tahu tapi pura-pura gak tahu dan mereka masa bodoh,” ungkapnya sembari mengangkat kayu bambu yang terdampar.
Jumat pagi itu (11/10/2019) Greeners menemaninya menyusuri bantaran sungai Ciliwung di daerah Cilebut, Kota Bogor, untuk mengambil sampah-sampah yang tersangkut. Dengan setelan identiknya ditambah sepasang sepatu boot, ia menenteng karung berwarna putih sebagai tempat sampah.
Aktivitas membersihkan sungai Ciliwung sudah menjadi rutinitasnya. Utamanya semenjak bergabung dengan Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) pada 2016 dan tergabung dalam Satuan Tugas Naturalisasi sungai Ciliwung pada 2018. Ia terdorong untuk semakin aktif. Sebelumnya ia membersihkan sampah Sungai Ciliwung secara swadaya dan seadanya waktu yang ia miliki.
“Saya punya concern secara pribadi, kemudian saya mencari teman-teman yang memiliki passion atau minat yang sama terhadap isu-isu ini kemudian mereka tidak hanya ngomong tapi mereka langsung aksi. Saya cari komunitasnya, ternyata ketemu karena kebetulan saya base nya di Bogor dan kemudian teman-teman di Bogor akhirnya saya bergabung. Kemudian jadinya ya tiap sabtu pagi ini saya bergabung,” jelas Suparno.
Bersama KPC, Suparno membersihkan sampah-sampah sungai Ciliwung tiap hari Sabtu. Di hari lain ia bergerak sendiri memungut sampah yang terdampar di bantaran sungai. Memang sehari-hari Suparno memiliki waktu yang luang, setidaknya sejak Juli 2019 ia memutuskan berhenti kerja di perusahaan dan fokus pada misi penyelamatan lingkungan.
Suparno Jumar adalah pendatang di Ibu Kota. Selepas lulus SMA, ia bekerja dan seiring waktu menetap di Bogor. Meski berstatus pendatang, ia memiliki perhatian besar pada kondisi sungai. Tidak hanya Sungai Ciliwung, namun sungai di berbagai daerah yang pernah ia singgahi. Hal itu di latar belakangi pengalaman masa kecilnya yang erat dengan kondisi sungai yang bersih.
“Mungkin ini ada kaitannya dengan masa lalu saya sewaktu kecil. Saya sering bermain di sungai, setiap hari bisa dibilang saya di sungai. Kemudian pada saat saya besar dan pindah ke Jakarta dan Bogor serta menetap disitu kemudian saya menyadari sungai itu kayak gini ya. Mungkin nyaris tidak ada artinya, mungkin kalau bahasanya teman-teman yang pesimis itu. Ngapain sih (bersihin sungai)? kamu itu seperti garamin air laut,” katanya.