Saver Semeru, Tak Lelah Edukasi Pendaki

Reading time: 4 menit
saver semeru

Tumpukan sampah pendaki yang sudah dibawa turun dan dipilah. Foto: greeners.co/HI

Rela dibayar sampah

“Kami tak dibayar, kami suka rela berbicara di depan sini, tak berharap imbalan. Hanya satu permintaan saya. Bawalah sampah kalian kembali turun kembali. Jangan tinggalkan (sampah) di atas”.

Secara gamblang kalimat ini keluar dari Faiz Syahrul, salah satu anggota Saver, saat menyampaikan briefing kepada para pendaki. Setiap pendaki menyimak dan memerhatikan setiap kalimat yang keluar dari mulut Faiz. Sesekali pendaki tertawa dengan candaanya saat menyinggung cara buang hajat di gunung atau melintasi tanjakan cinta.

Pesan agar selalu kompak dan saling menjaga masing-masing kelompok juga ditekankan Saver. Sebab, banyak pendaki yang mengalami insiden ditinggalkan begitu saja oleh temannya. Pesan ini berulang disampaikan untuk mengingatkan para pendaki agar insiden di Semeru yang hampir terjadi setiap musim pendakian bisa diminimalisir.

Kegigihan para Saver Semeru memberikan edukasi kepada para pendaki ini mendapat apresiasi positif dari Kepala Resort Ranupani, Balai Besar TNBTS, Agung Siswoyo. Agung mengaku pendaki yang datang ke Semeru mengalami peningkatan setiap tahun.

Keberadaan Saver yang konsen di bidang edukasi pendaki dan lingkungan membantu petugas terutama dalam penanganan sampah. “Sampah yang dikelola dimanfaatkan dan yang tidak bernilai ekonomis dibawa petugas ke tempat pembuangan akhir di Malang,” kata Agung.

Pemantauan terhadap pendaki juga dilakukan Saver bersama petugas dan warga. Sanksi yang diberikan petugas misalnya meninggalkan sampah di atas diberi sanksi membersihkan sampah di sekitar danau hingga diblacklist jika pelanggaran berat.

Pemberian edukasi terkait keselamatan pendakian juga membantu karena tidak semua pendaki memiliki dasar pengetahuan dalam pendakian gunung. “Pendaki sekarang tidak seperti dulu. Sekarang lebih banyak wisatawan biasa yang ke Semeru,” kata Agung.

Agung juga mengatakan ada penghargaan bagi pendaki yang, misalnya, membawa turun sampah berlebih dari sampah yang dibawanya sendiri. Pemberian reward ini seperti kaos, gantungan kunci, dan lain-lain.

Sampah-sampah pendaki di Ranupani dikelola Saver dan hasilnya untuk anggota yang kini tersisa belasan. Cak Yo, Koordinator Saver Semeru, mengaku dulu banyak yang terlibat, namun karena berbasis relawan kini mereka tersisa belasan orang saja. “Mungkin tahun ini ada rekrutmen dengan mekanisme yang berbeda,” katanya.

Ia juga menyadari menjadi anggota Saver memang tidak menjanjikan secara ekonomi. Selama ini ia mengelola sampah para pendaki dan beberapa hari terakhir juga membantu piket petugas TNBTS. Meski demikian, Cak Yo dan rekan-rekannya yakin rezeki pasti akan mengikuti jika niat baik mereka memberikan pemahaman kepada pendaki dilakukan dengan tulus.

Penulis: HI/G17

Top