Klungkung (Greeners) – Perairan Nusa Penida terkenal dengan terumbu karangnya yang indah. Berdekatan dengan kawasan konservasi terumbu karang tersebut, kaum muda di Desa Ped, Nusa Penida pun tergerak membentuk komunitas Nuansa Pulau untuk melindungi terumbu karang di wilayah mereka.
Sejak pandemi Covid-19 tahun 2020, Komunitas Nuansa Pulau terbentuk. I Nyoman Karyawan menjadi komandan gerakan ini dan mengajak anak muda setempat berpartisipasi aktif dalam kegiatan perlindungan terumbu karang.
Sejauh ini, sebanyak 25 anggota telah bergabung dengan Nuansa Pulau. Semua anggota komunitas pun sudah memiliki keahlian menyelam karena sebagian besar aktivitas mereka berada di laut, sehingga terlatih untuk bisa ikut mengawasi terumbu karang.
Anggota Nuansa Pulau, I Gede Ranta Widya mengatakan sebagai anak pulau, ia termotivasi untuk bergabung dengan komunitas ini karena hidupnya hanya bergantung pada laut dan sektor pariwisata.
“Motivasinya kan kita anak pulau, jadi bergantung sama ini dan pariwisata juga. Jadi ngapain sih kita kayak enggak peduli sama laut-laut kita. Karena kita juga kan nyari makan di sana,” katanya saat Greeners temui di lokasi Komunitas Nuansa Pulau, di Klungkung, Bali.
Kegiatan mereka fokus pada terumbu karang. Mereka membersihkan karang dari patok dan mengganti karang-karang yang rusak.
Metode Reef Star untuk Penyelamatan Terumbu Karang
Selama tiga tahun, Komunitas Nuansa Pulau aktif bekerja melindungi terumbu karang dan menerapkan metode reef star dalam merawatnya. Metode tersebut merupakan metode restorasi dengan material berbentuk kerangka baja yang dilapisi pasir.
Luas wilayah konservasi terumbu karang ini cukup luas, mencapai 1 kilometer dan tercatat telah ditanam sebanyak 30.000 bibit karang. Bibit tidak disemai sembarangan, anggota Nuansa Pulau sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan mengimplementasikan penanaman karang.
Beberapa NGO lingkungan juga mengajarkan metode dan pengetahuan ini. Ranta menambahkan, dia sudah lama diberi edukasi bagaimana cara membuat metode perawatan terumbu karang di sini.
Sigap Hadapi Tantangan
Terumbu karang seringkali mati akibat terjadinya bleaching atau pemutihan. Dalam mengatasinya, Nuansa Pulau pun bertindak cepat dengan mengambil karang-karang tersebut.
“Dari karang yang bleaching itu, kita ambil. Kemudian habis bleaching tunggu dulu, kalau dia bisa tumbuh, tidak diambil. Kalau cukup besar pemutihannya, karang ini akan mati kemudian kita potong, buang, lalu tanam yang baru,” kata Ranta.
Pengawasan terumbu karang komunitas lakukan satu kali setiap minggu. Mereka merawat dan menanam terumbu karang pada kedalaman 10-15 meter.
Sebagai pecinta karang yang giat mencegah kerusakan karang, komunitas ini menghadapi berbagai tantangan. Ranta menambahkan, tantangan terbesar saat ini adalah aktivitas masyarakat dan wisatawan yang berpotensi merusak karang.
Dalam mengatasinya, komunitas ini mengedukasi perusahaan diving dan snorkeling bahwa di kedalaman 10 meter banyak karang yang perlu dilindungi. Harapannya, setelah ada edukasi wisatawan lebih berhati-hati supaya tidak merusak terumbu karang.
Penulis : Dini Jembar Wardani
Editor : Ari Rikin