Menangkap ekspresi bumi, melukis cahaya alam
Dalam beberapa tahun terakhir dunia fotografi di Indonesia cukup berkembang dengan pesat, suguhan teknologi kamera yang ada saat ini seakan bisa membuat siapapun menjadi fotografer handal. Dalam dunia fotografi terdapat beragam segmen konsentrasi foto dan salah satunya adalah Wildlife Photography. Sebuah segmen fotografi yang fokus dalam mengambil gambar kehidupan liar flora maupun fauna (satwa).
Dalam rangka Hari Cinta Puspa dan Satwa 2012, Greeners Magazine bersama dengan Indonesia Wildlife Photography (IWP) menggelar sebuah workshop dan live hunting foto bersama seorang pakar Wildlife Photography Riza Marlon. Seluruh foto hasil hunting dilombakan yang memperebutkan hadiah berupa uang tunai.
Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari ini mengambil lokasi di Taman Hutan Raya Ir. Djuanda sebelah utara kota Bandung pada hari pertama dan PLTA Dago Bengkok pada hari kedua. Sebanyak 24 peserta yang ikut dalam kegiatan ini sebelumnya melakukan proses pendaftaran melalui jejaring sosial yang digalang panitia pelaksana.
Syaiful Rochman selaku penanggung jawab Molli menyampaikan bahwa kegiatan Molli (Memotret Alam Liar Indonesia) mempunyai misi pelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan minat dokumentasi alam liar di Indonesia. βKami berharap melalui Molli, banyak kaum muda di Indonesia mulai memperhatikan pentingnya dokumentasi alam liar mengingat sangat pesatnya penurunan tutupan hutan di Indonesia yang berdampak pada kehidupan liar didalamnyaβ jelasnya pada sesi pembukaan.
Pada hari pertama, sebelum peserta melakukan photo hunting di dalam wilayah Tahura, mereka mendapatkan pembekalan berupa sesi materi Wildlife Photography bersama Riza Marlon. Riza memberikan materi atas pengalamannya selama 20 tahun lebih menekuni fotografi alam liar. Sesi materi selanjutnya disampaikan oleh tim ahli dari Eiger Adventure yaitu Kang Mamay dan Kang Oki yang memberikan sharing pengalaman mereka dalam melakukan dokumentasi foto ketika ekspedisi memanjat tebing Gunung Cartenz di Swiss.
Salah satu pesan menarik dari Riza Marlon adalah jangan pernah menunggu memiliki dana dan alat yang cukup untuk mulai mendokumentasikan alam liar. Mulailah dengan kamera pocket sekalipun, dan jangan lupa untuk melakukan riset atas objek yang kita ambil. βRiset yang baik akan menambah kualitas foto kita, disitulah kita akan mengerti mengenai keberadaan atas objek foto satwa atau tumbuhan yang kita foto, dan kita akan mulai mencintai objek tersebutβ papar Riza.
βSaya sendiri akan membuktikan dengan turun langsung melakukan hunting foto selama 2 hari menggunakan kamera pocket pro-consumerβ tantang Riza.
Sementara Kang Mamay dari Eiger Adventure menekankan pada pentingnya persiapan fisik dan peralatan pendukung dalam melakukan aktifitas di alam bebas. βKeselamatan adalah yang utama, kita harus teliti sebelum berangkat ke suatu lokasi, apalagi alam liarβ jelasnya.
Selepas makan siang seluruh peserta diberikan waktu selama 5 jam untuk melakukan hunting foto di dalam wilayah Tahura Djuanda. Dan sebelum sesi hari pertama ditutup pada pukul 19.00 Wib seluruh peserta bisa mendaftarkan 2 frame foto untuk dinilai tim juri yang dipimpin oleh Riza Marlon.
Ady Kristanto dari Indonesia Wildlife Photography mengatakan bahwa acara Molli merupakan suatu gerakan baru dalam dunia fotografi terutama Wildlife Photography. βIni merupakan kegiatan lomba foto on the spot di alam liar. Kita berlomba sekaligus belajar pentingnya alam liar Indonesia, semoga bisa rutin dilaksanakan dan menyedot lebih banyak peserta dikemudian hariβ jelas Ady.
Kondisi area hunting di Taman Hutan raya Ir. H. Djuanda yang terletak di sebelah Utara Kota Bandung ini sebagian besar merupakan kawasan ekosistem pinggir sungai (Riparian ecosystem), pada umumnya kondisi lapangan miring, dengan kelerengan (slope) agak curam sampai dengan terjal, dengan ketinggian Β± 770 dpl sampai dengan Β± 1350 m di atas permukaan laut. Area ini juga memiliki beragam satwa dan tumbuhan langka seperti monyet ekor panjang, bermacam jenis serangga, burung dsb.
Pada sesi hari kedua (4/11) seluruh peserta berkumpul di area PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Dago Bengkok milik PT Indonesia Power yang letaknya tidak jauh dari Tahura Djuanda. Di dalam lokasi PLTA para peserta kembali akan melakukan hunting foto untuk kemudian didaftarkan pada lomba foto hari kedua. Tim juri yang terdiri dari Riza Marlon, Dedy Istanto (IWP) dan Sandi Jaya Saputra (Greeners Magazine) memberikan penilaian atas foto yang diambil selama dua hari.
Salah satu Juri lomba foto Dedy Istanto berharap Molli bisa menjadi ruang ekspresi bagi teman teman penggiat wilfdlife photography untuk berlatih dan berdiskusi. Karena selama ini belum banyak pihak yang menyediakan ruang tersebut. βBentuk kegiatannya yang menarik menjadikan Molli sebagai ajang kumpul, sharing dan hunting bareng yang selama ini ditunggu oleh teman teman penggiat βwildlife photogtaphyββ pungkas Dedy.
Dari sekitar 16 peserta yang mendaftarkan hasil fotonya, tim juri memutuskan tiga peserta sebagai juara 1, 2 dan 3 yaitu :
Juara 3 Karya Fitria Nugraheni Wulansari
Juara 2 Karya Ipit Zulfan
Para Pemenang Lomba Foto Molli Bersama Tim Juri
Dari Kiri -Kanan :
Sandi Jaya S (juri) , Fitria W. (Juara 3), Ipit zulfan (Juara 2), Adi S. (Juara 1), Riza Marlon (Ketua Juri), Dedy Istanto (Juri)
Para Pemenang Doorprize dari Eigeradventure