Demam Korean Pop (K-Pop Fever) yang menyerang sebagian kaum muda di Indonesia ternyata tidak melulu seputar alunan musik dan hentak langkah dansa semata. Kepedulian bersama terhadap kelestarian bumi turut serta hadir dalam rangkaian gelombang pergolakan kaum muda antara Korea dan Indonesia.
Seperti halnya sebuah lembaga sosial Daejayon yang berasal dari Korea. Menempuh jarak 5000 km dari negara asalnya menuju Indonesia untuk menyebarkan semangat kepedulian terhadap pelestarian lingkungan. Daejayon merupakan salah satu organisasi kemahasiswaan terbesar di Korea yang terbentuk pada tahun 2001. Yang menarik adalah Daejayon memiliki relawan dari seluruh dunia.
Tepatnya pada bulan Juli 2012 lalu, Presiden Daejayon Mr. Yong-Gap Kim beserta Overseas Dept. General Manager Daejayon Mr. Tae-Sun Kim dan beberapa pengurus serta relawan Daejayon dari Korea berkunjung ke Jakarta selama 2 minggu dan melakukan kegiatan di Pulau Rambut pada tanggal 20 juli 2012. “Perjalanan ini membawa misi mengenalkan Daejayon kepada kawan-kawan di Indonesia dan mencari kemungkinan untuk membangun kerjasama dalam rangka gerakan pelestarian lingkungan hidup” jelas Yong-Gap Kim selaku Presiden Daejayon.
Selain itu kunjungan Daejayon untuk kedua kalinya ke Indonesia ini juga sekaligus memperkenalkan beberapa program pendidikan lingkungan yang telah dikembangkan seperti Green School, Green Campus, dan Green World.
Salah satu rangkaian kegiatan selama 2 minggu di Indonesia adalah melakukan kegiatan membersihkan pantai dan menanam mangrove di pulau Rambut kepulauan Seribu bersama 20 relawan Daejayon dari Korea dan 13 orang relawan dari Indonesia pada tanggal 20 Juli 2012.
Kegiatan dimulai dengan berkumpul di area dermaga Pantai Indah Kapuk pada pukul tujuh pagi. Menggunakan dua perahu seluruh relawan yang berjumlah 33 orang berangkat menuju Pulau Rambut yang menempuh waktu sekitar 60 menit.
Kegiatan menanam mangrove dan membersihkan pantai dilaksanakan sehari penuh dengan suasana yang menyenangkan bahkan Presiden Daejayon langsung turun mengumpulkan sampah yang kebanyakan adalah sampah kemasan plastik dan pecahan styrofoam. Kegiatan di Pulau rambut berlangsung hingga pukul 14.00 Wib dan setelah melakukan makan siang di Pulau Untung Jawa seluruh tim kembali ke Jakarta pada pukul 17.00 Wib.
Snow, salah satu relawan Daejayon dari korea mengatakan bahwa kegiatan ini sangat baik karena bisa bertemu dengan relawan dari Indonesia sekaligus melakukan aksi perlindungan lingkungan hidup. Ia sangat senang bisa turut serta memberikan kontribusi terhadap aksi perlindungan lingkungan hidup di Indonesia. “Ini negara yang indah, sudah seharusnya dijaga dengan baik” katanya.
Sementara itu Ardini Fitri Pratiwi dari Bogor yang juga telah terlibat dengan kegiatan Daejayon sejak Agustus 2011 mengatakan bahwa saat ini relawan Daejayon Indonesia sudah mulai meningkat. “Saya pribadi mulai berkenalan dengan Daejayon sejak tahun lalu ketika mereka melakukan kegiatan yang bermitra dengan Samdhana Institute di Bogor” menurut gadis yang akrab dipanggil Dini ini.
Dini menjelaskan bahwa ketertarikannya terhadap Daejayon adalah karena Daejayon merupakan sebuah NGO yang memiliki jaringan cukup luas di beberapa negara. “Selain itu juga saya rasa apabila kerjasama gerakan peduli lingkungan ini bisa terjalin dengan baik tentunya akan membawa dampak yang positif bagi Indonesia di mata dunia” jelasnya.
Salah satu rencana program rutin yang akan dilakukan adalah menggelar program mengajar selama 6 bulan di sekolah-sekolah yang telah menjalin MOU dengan pihak Daejayon.