Jakarta (Greeners) – Berbagai macam tanaman terlihat indah pada sebuah kebun mini yang ditata apik di pekarangan sebuah rumah. Di tengah kebun itu, tampak seekor kambing kecil berlari mencari tuannya. Tak lama, sang empunya rumah dan juga tuan dari kambing itu muncul sambil memegang botol susu. Ia berjalan menghampiri kambing kecil itu.
“Dia harus enam kali minum susu dalam sehari karena lahir prematur,” kata pria berkepala plontos itu kepada Greeners seraya memasukkan air susu ke dalam mulut si kambing.
Pria itu adalah Alain Compost. Ia adalah fotografer hidupan liar kelahiran Perancis yang telah lama tinggal di Indonesia. National Geographic, International Wildlife, BBC Wildlife, Science and Nature, dan Paris Match adalah beberapa media skala internasional yang pernah memuat karya fotonya.
Alain menetap di Indonesia sejak tahun 1975. Sejak memutuskan untuk meninggalkan negaranya, ia mengaku tidak pernah terpikir untuk tetap berkecimpung di dunia lingkungan.
“Awalnya hanya ingin bikin foto yang indah-indah tentang satwa, tapi akhirnya memang harus terlibat dalam kegiatan lainnya seperti konservasi,” kisah pria yang sempat aktif di Yayasan Indonesia Hijau pada era 70-an ini.
Meski telah 40 tahun menetap di Indonesia, Alain menyatakan bahwa bukan Indonesia yang menjadi target sebagai laboratorium fotografinya, melainkan Malaysia. Negara itu menjadi negara pertama yang ia tinggali ketika keluar dari Perancis.
Ia bercerita, kepergiannya ke Malaysia kala itu tidak dipersiapkan dengan matang. Baginya saat itu, tidak penting negara mana yang ia tuju. Ia hanya ingin hidup di bagian dunia lain untuk mendapatkan pengalaman dan tantangan baru.
“Persiapan logistik masih betul-betul minim lah, jadi adventurer, yang penting berangkat dulu bawa baju. Banyak hal yang saya enggak tahu dan lihat di brosur waktu itu ada informasi kalau Malaysia bagus,” kenang Alain dengan bahasa Indonesia yang sangat fasih.
Di Malaysia, Alain sempat tinggal beberapa bulan. Alih-alih mendapatkan foto, ia justru menghabiskan waktunya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang sama sekali baru baginya. “Cuma dapat foto sedikit sekali karena memang enggak ada pengalaman. Alatnya juga sedikit sekali,” katanya.
Merasa hasil yang didapat tidak sesuai dengan ekspetasi, Alain memutuskan untuk mencari tantangan baru. Keputusannya pergi ke Indonesia ia buat setelah ia mendapat rekomendasi dari rekan senegaranya yang ia temui di Kuala Lumpur. Menurut sang kawan, Indonesia lebih kaya akan satwa dan ini akan memudahkan Alain sebagai fotografer hidupan liar.
“Dia bilang lebih bagus di Sumatera karena ada orangutannya. Dia juga bilang banyak pemburu di sana, jadi binatang pasti banyak,” ujar Alain diiringi tawa.
Medan menjadi kota pertama yang disinggahi Alain di Indonesia. “Wah berantakan, kurang ini itu, nyasar jalan. Ini baru saya betah. Kenapa dari kemarin saya enggak ke sini, ya? Baru saya rasakan negara tropis yang memang seperti di film-film,” kelakar Alain.