Jakarta (Greeners) – Masalah lingkungan merupakan masalah bersama yang membutuhkan sinergi dari berbagai elemen masyarakat, termasuk kontribusi dan aksi dari civitas akademika. Salah satunya Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia (IMTLI) telah konsisten selama 30 tahun menyuarakan tentang kesadaran lingkungan berkelanjutan.
IMTLI merupakan organisasi mahasiswa yang mewadahi seluruh mahasiswa teknik lingkungan se-Indonesia yang berfokus pada bidang lingkungan. Kiprahnya ada di tingkat regional, nasional hingga global. Berdiri sejak tahun 1992, organisasi ini memiliki solidaritas yang sangat kuat.
Ketua Umum IMTLI Rahma Khusniawati mengatakan, latar belakang berdirinya organisasi ini berawal dari gabungan lima himpunan universitas. Dengan visi yang sama, yakni berfokus pada lingkungan berkelanjutan. Lalu mereka menamakan organisasi ini Ikatan Mahasiswa Teknik Penyehatan Lingkungan Indonesia (IMTPLI).
Akan tetapi, pada kongres tahun 2001 namanya berganti menjadi Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia (IMTLI). “Latar belakang organisasi ini untuk mewadahi dan berbagi program kerja sesama mahasiswa teknik lingkungan di Indonesia,” katanya dalam Kupas Komunitas bersama Greeners, baru-baru ini.
Berawal dari hanya lima kumpulan himpunan universitas, kini IMTLI mempunyai 48 himpunan universitas. Mereka terbagi menjadi enam regional masing-masing wilayah. Misalnya, untuk regional I yaitu gabungan dari universitas-universitas dari Sumatra. Regional II yaitu gabungan dari universitas di wilayah Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Regional III merupakan gabungan dari universitas yang ada di Yogyakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya.
Selanjutnya, regional IV merupakan gabungan dari universitas yang ada di Jawa Timur. Regional V merupakan universitas yang ada di wilayah Kalimantan, serta terakhir regional VI merupakan gabungan dari universitas yang ada di Indonesia Timur.
Miliki Visi Mewujudkan Lingkungan Berkelanjutan
Rahma yang berasal dari Universitas Brawijaya ini menyatakan, visi IMTLI yakni mewujudkan organisasi profesional independen untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan. Sementara untuk misinya yaitu memastikan dari banyaknya anggota mahasiswa teknik lingkungan ini dapat berkontribusi nyata terhadap lingkungan.
“Karena kita terdiri banyak anggota maka harus merangkul satu anggota dan lainnya. Melalui agenda kerja kita dapat berkontribusi nyata terhadap lingkungan,” jelasnya.
Berbagai kegiatan dan program sudah IMTLI lakukan seperti saat peringatan hari keanekaragaman hayati pada 22 Mei lalu. Selanjutnya aksi peduli lingkungan serentak di semua regional, serta program kegiatan yang terintegrasi. Misalnya, pada tahun ini mengupas tuntas tentang poin 15 dalam Sustainable Development Goals (SDGs) tentang ekosistem darat.
Selain itu, dalam waktu dekat memperingati dies natalis IMTLI pada September 2022, mereka akan menggelar Indonesia Environmental Summit. Acara ini buah kerja sama dengan seluruh mahasiswa dari program studi lintas lingkungan.
“Kalau selama ini kita kan hanya berdiskusi sesama orang dengan latar belakang lingkungan maka tahun ini kita coba lintas program studi,” imbuhnya.
Sebagai generasi muda, sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa yang tergabung dalam IMTLI untuk meningkatkan kesadaran lingkungan kepada masyarakat sekitar. Utamanya kata Rahma harus dilakukan dari diri sendiri baru kemudian mengajak masyarakat sekitar hingga media sosial.
Rachma percaya langkah ini tidak sekadar memicu orang untuk sadar akan lingkungan, tapi juga mengubah perilaku seseorang.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin