30 Tahun Advokasi Lingkungan, Yuyun Ismawati Terpilih Menjadi Co Chair IPEN

Reading time: 3 menit
Yuyun Ismawati. Foto: Greeners
Yuyun Ismawati. Foto: Greeners

Jakarta (Greeners) – Yuyun Ismawati terpilih sebagai Co-Chair IPEN (International Pollutans Elimination Network). Ia menduduki posisi kepemimpinan utama dalam jaringan global tersebut. Yuyun telah berdedikasi lebih dari 30 tahun dalam advokasi kesehatan lingkungan dan kebijakan bahan kimia serta limbah.

Perempuan asal Bandung ini juga meraih berbagai penghargaan. Pada 2009, Yuyun menerima Goldman Environmental Prize atas karyanya yang inovatif dalam mengurangi polusi dan limbah.

Sebagai Co-Chair IPEN, Yuyun akan berbagi tanggung jawab dengan Pamela Miller dari Alaska Community Action on Toxics. IPEN adalah jaringan masyarakat sipil global yang terdiri dari lebih dari 600 kelompok di 125 negara yang berfokus pada kesehatan lingkungan.

Sebelumnya, posisi Yuyun diduduki oleh Tadesse Amera. Namun, ia mengundurkan diri setelah menjabat sebagai Co-Chair IPEN sejak 2018. Di bawah kepemimpinannya, IPEN mencapai berbagai kemenangan signifikan, termasuk kampanye melawan pestisida berbahaya, plastik beracun, dan merkuri.

BACA JUGA: Risiko Kesehatan Pekerja Pabrik Cat Bertimbal Sangat Tinggi

Selama periode ini, IPEN juga mengalami pertumbuhan signifikan, memperluas jaringan, dan meningkatkan kapasitas staf serta dukungan untuk organisasi peserta. Amera kini menjabat sebagai Koordinator Internasional Pesticide Action Network International dan tetap sebagai Direktur Eksekutif Pesticide Action Nexus Ethiopia.

IPEN bekerja untuk menghilangkan ancaman terhadap kesehatan dan lingkungan dari bahan kimia berbahaya. Tujuannya untuk menciptakan masa depan bebas racun untuk semua.

IPEN memainkan peran penting dalam kebijakan bahan kimia global. Jaringan ini membantu membentuk perjanjian pertama yang melarang bahan kimia paling berbahaya di dunia, yaitu Konvensi Stockholm. IPEN juga terus berpengaruh dalam penerapan Konvensi Stockholm serta perjanjian lain yang mengatur bahan kimia dan limbah, seperti Konvensi Rotterdam, Konvensi Basel, dan Perjanjian Merkuri Minamata.

Di tingkat lokal di Indonesia, IPEN sering melakukan studi terkait bahan kimia berbahaya bersama Nexus3 Foundation. Contohnya, tahun ini IPEN bersama Nexus3 melakukan studi mengenai risiko kesehatan tinggi bagi pekerja cat bertimbal di Indonesia.

Aksi oleh Nexsus3 Foundation.

Aksi oleh Nexsus3 Foundation.

Yuyun Mendirikan Nexus3 Foundation

Di samping itu, Yuyun juga aktif dalam advokasi kesehatan lingkungan di Indonesia. Ia adalah pendiri dan penasihat senior Nexus3 Foundation. Organisasi tersebut melindungi masyarakat dari dampak pembangunan terhadap kesehatan dan lingkungan serta berupaya menuju masa depan yang adil, bebas racun, dan berkelanjutan.

Kariernya dikenal dengan pendekatan kolaboratif dan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan lingkungan. Termasuk merkuri di pertambangan emas, bahan kimia dalam plastik, serta limbah lainnya.

Yuyun pernah menjadi anggota Komite Pengarah IPEN, memimpin upaya penghapusan merkuri, serta mewakili IPEN dalam negosiasi Perjanjian Plastik dan peran kepemimpinan lainnya.

BACA JUGA: Di Indonesia Masih Ada Cat Bertimbal, Arsitek Harus Tolak!

Dalam keterlibatannya dengan IPEN, Yuyun berharap dapat berbagi pemahaman tentang masalah lingkungan dan pentingnya respons global yang terpadu.

“Saya berharap dapat bekerja sama dengan Pam Miller. Sebagai Co-Chairs, kami akan membangun konsensus, mengasah visi strategis IPEN, dan menunjukkan komitmen teguh IPEN terhadap keberlanjutan dan masa depan bebas racun,” kata Yuyun dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/8).

Yuyun Ismawati Panutan dan Inspirasi di IPEN

Co-Chair IPEN, Pam Miller, menyatakan bahwa Yuyun telah lama menjadi panutan di IPEN. Pam merasa terhormat menjabat bersama Yuyun sebagai Co-Chair.

“Ini adalah waktu penting untuk mengatasi tiga krisis planet—perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi beracun. Pengalaman puluhan tahun Yuyun sangat penting untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Saya yakin dia akan menjadi kekuatan penting dan memberi energi pada jaringan IPEN yang dinamis dan efektif,” ungkap Pam.

Selain Goldman Environmental Prize, Yuyun adalah Ashoka Fellow dan Fellow dari Leadership for Environment and Development (LEAD), yang menunjukkan kepemimpinannya dalam pembangunan berkelanjutan.

Yuyun Ismawati memiliki gelar Sarjana Teknik Lingkungan dari Institut Teknologi Bandung, gelar MSc dalam Environmental Change and Management dari Universitas Oxford pada tahun 2011, dan diploma dalam Medical Research-International Health dari Ludwig Maximilian University of Munich yang diperolehnya pada tahun 2018.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top