Sobat Greeners pastinya kerap melihat tempat sampah di sekitar kita. Mulai dari di rumah, kantor, fasilitas umum seperti di stasiun hingga taman. Sudah seharusnya kita membuang sampah pada tempatnya sehingga tak mencemari lingkungan sekitar. Namun, apa jadinya bila tempat yang selama ini menampung sampah ini terbuat dari sampah dan bahan daur ulang?
Sekilas tempat sampah ini boleh terbilang berdesain tradisional layaknya model tempat sampah pada umumnya. Tapi, 75 % bahannya berasal dari bahan daur ulang. Tak ayal jika tempat sampah ini diklaim sebagai tempat sampah di masa depan.
Adalah Holger Nielsen si pembuat tempat sampah pedal Vipp15 di Denmark pada tahun 1939. Tempat sampah Vipp merupakan desain terbaru buatan sekelompok insinyur dengan memuat perubahan dramatis berupa bahan. Mereka memanfaatkan kembali limbah produksi perusahaan untuk membuat desain ramping ini.
Limbah produksi ini diolah kembali menjadi signature fiber. Bahan ini untuk membentuk badan kaleng tempat sampah. Sisa-sisa plastik dan serbuk gergaji dihaluskan bersama untuk membuat bahan baru.
Adapun sisa kayu bersumber dari pembuatan meja Vipp, sedangkan limbah plastik berasal dari pembungkus dalam produksi sofa perusahaan.
Daur Ulang dan Tak Ubah Desain
Desain ulang ini bukanlah dengan merombak untuk mengubah dari desain aslinya. Tapi hanya cara baru mengganti kaleng yang sebelumnya terbuat dari baja. Bahan baja seberat 3,7 kilogram beralih menjadi daur ulang plastik dan serbuk gergaji. Ini bertujuan mencegah lepasnya emisi berbahaya ke atmosfer.
Selain itu, serat untuk membuat kaleng memiliki warna keabu-abuan alami dengan permukaan berbintik-bintik yang terlihat menarik dan tampilan modern. Tidak ada pewarnaan atau hiasan tambahan. Terakhir, pemberian lapisan pelindung berfungsi untuk mempertahankan tampilan yang unik.
“Sangat penting bagi kami bahwa lebih hijau tidak berarti suram. Untuk mendorong inovasi menuju penggunaan bahan limbah yang lebih hati-hati, versi daur ulang dari tempat sampah harus tetap setia pada estetika aslinya, ”kata Manajer Proyek Vipp, Mikkel Bech Nielsen.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin
Sumber : InHabitat