Kopi telah menjadi minuman favorit sepanjang masa. Kopi lebih dari sekedar minuman. Banyak sekali istilah-istilah yang menyiratkan keistimewaan dari secangkir kopi. Bagi pecinta kopi, minuman ini bisa menjadi penghilang penat yang efektif, ladang menemukan inspirasi dan media untuk menikmati suatu kebersamaan. Tidak heran jika sekarang ini banyak menjamur kafe atau kedai kopi dengan konsep yang unik dan beraneka ragam.
Berbicara mengenai kafe atau kedai kopi, pastinya tidak luput juga dari permasalahan sampah yang dihasilkan. Produksi sampah yang paling banyak biasanya berupa ampas kopi ataupun dari kemasannya itu sendiri. Tapi siapa sangka jika kedua material sampah itu bisa dimanfaatkan kembali dan menjadi sebuah ide produk yang ramah lingkungan.
Ditangan Blake Parkinson, desainer industri muda dari Loughborough University, Inggris, menghasilkan ide yaitu kebun herbal dalam rumah yang berkelanjutan atau disebut “URB”. Dilansir dari yankodesign.com, URB digambarkan semacam media tanam berupa pot yang berisi tanah. Layaknya aktifitas berkebun, tanah kompos dalam pot tersebut akan menghasilkan tanaman jika dirawat dan disiram secara rutin dengan air.
“Tujuan dibuatnya URB adalah untuk membantu masyarakat di lingkungan perkotaan agar memulai kembali aktivitas berkebun di rumah. URB dikemas dengan desain kontemporer sehingga terlihat tetap menarik dan bergaya,” tulis Blake. Blake menilai bahwa bubuk kopi memiliki nilai gizi dan manfaat yang positif sebagai tanaman pertanian.
Lebih lanjut Blake menjelaskan bahwa, berdasarkan statistik, rata-rata satu kedai kopi di kota London menghasilkan 10 kg limbah kopi dan menjual lebih dari 300 cangkir kopi setiap hari.Mengejutkannya adalah dalam setahun hanya 1/4 cangkir limbah yang didaur ulang.
Proses pembuatan URB dibagi menjadi beberapa tahapan. Sampah kedai kopi dikumpulkan, kemudian dipilah antara sampah makanan dengan sampah cangkir plastik. Sampah kedai kopi seperti sampah makanan dan ampas kopi diolah menjadi kompos yang bernutrisi. Kemudian sampah cangkir plastik dicampur dengan senyawa kimia PEI dan ABS, untuk menghasilkan palet plastik yang berfungsi sebagai cetakan penutup wadah. Kedua proses itu dirakit hingga menjadi bentuk wadah berisi kompos yang siap untuk dipakai berkebun dalam rumah.
Produk URB diyakini oleh Blake dapat menjadi bagian dari pendekatan circular economy. Hadirnya produk ini dapat membantu satu perusahaan ke perusahaan lain dan begitu pula sebaliknya. Keunggulan lainnya adalah produk ini menjadi solusi untuk mengatasi limbah kedai minuman. “Dalam produk ini saya ingin memperkenalkan pendekatan ekonomi melingkar ‘circular economy’, yang bertujuan untuk menciptakan kerjasama antara kedai kopi dan perusahaan “URB”, dan tentunya mengatasi limbah kopi dan kemasan cangkir plastik,” ungkap Blake.
Penulis: Sarah R. Megumi