Studio seni asal Norwegia dan Belgia, Snohetta dan Studio Plastique, berhasil menciptakan ubin unik bernama Common Sands. Ubin yang mereka ciptakan bukanlah ubin biasa, karena ubin tersebut sepenuhnya terbuat dari kaca yang berasal dari limbah elektronik. Sementara ini, mereka baru memanfaatkan kaca yang bersumber dari microwave dan oven bekas.
Penciptaan ubin berbahan dasar kaca limbah elektronik bermula dari sebuah penelitian yang telah mereka lakukan selama tiga tahun. Dalam penelitian tersebut, mereka berupaya menggali potensi dari limbah kaca yang berasal dari elektronik bekas. Selain itu, mereka juga berkeinginan untuk mengurangi penumpukan limbah kaca dan elektronik yang jumlahnya semakin menggunung.
“Kaca merupakan material dengan potensi yang sangat baik untuk didaur ulang. Meski demikian, hingga saat ini Uni Eropa belum mengeluarkan suatu arahan khusus mengenai pemrosesan kaca limbah elektronik secara efektif. Kebanyakan limbah kaca pada akhirnya terbuang sia-sia di tempat pembuangan sampah,” ujar pendiri Snohetta, Snohetta Henry Stephens, dalam situs resminya.
Menurut para desainer, kaca yang diambil dari elektronik bekas memiliki kualitas yang sangat baik dan layak untuk diolah kembali menjadi ubin. Limbah kaca terdiri dari beragam komponen kompleks yang kuat dan cocok untuk berbagai aplikasi arsitektur. Selain itu, mereka juga menilai bahwa limbah kaca memiliki konsistensi dan struktur yang baik.
Ubin dari Kaca Limbah Elektronik: Memiliki Keunikan Masing-masing
Ubin kaca limbah elektronik ini tersedia dalam dua ukuran, yakni 100×100 dan 400×400 milimeter. Setiap ubin bersifat tembus pandang dan memiliki corak hijau yang menarik. Menurut Snohetta, masing-masing dari ubin yang mereka ciptakan memiliki keunikan tersendiri. Hal tersebut dikarenakan setiap ubin terbuat dari limbah kaca yang berasal dari beragam sumber.
“Kami sengaja mempertahankan sifat unik dari komposisi, warna dan juga struktur yang melekat pada setiap kaca yang berasal dari limbah elektronik. Sifat unik tersebut menjadikan ubin Common Sands cocok untuk diaplikasikan pada bagian eksterior maupun interior suatu bangunan,” ungkap Shonetta.
Saat ini, tim desainer terus berusaha untuk mengembangkan potensi dari kaca limbah elektronik. Mereka juga berencana untuk bereksperimen dengan mengolah limbah kaca menjadi produk lain, seperti furnitur dan partisi interior.
“Kami berharap kreasi kami saat ini dapat menawarkan estetika baru dan bisa membuka jalan untuk menuju masa depan yang lebih berkelanjutan,” tutur Snohetta.
Penulis: Anggi R. Firdhani
Sumber: