Pasuruan (Greeners) – Di tangan kreatif, barang-barang bekas bisa menjadi bahan kerajinan yang bermanfaat dan bernilai tinggi. Bahkan jika ditekuni, hasil kerajinan itu bisa menjadi sumber penghasilan.
Seperti yang dilakukan Saidah yang sukses berbisnis kerajinan dari ban bekas. Perempuan berusia 47 tahun asal Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur ini mengubah limbah ban jadi aneka perkakas rumah tangga hingga tempat sampah yang cantik.
“Ban bekas bisa dibuat macam-macam. Tapi selama ini saya lebih banyak membuat tempat sampah karena banyak dicari,” kata Saidah di rumah sekaligus tempatnya bekerja, Kamis (26/04/2018).
Meski fokus pada pembuatan tempat sampah, Saidah juga membuat aneka perkakas dari ban bekas dari sisa pembuatan tempat sampah. Dengan begitu tidak ada sisa ban yang terbuang percuma.
“Pokoknya sisa bahan pembuatan tempat sampah saya manfaatkan untuk dijadikan aneka kerajinan. Sayang kalau terbuang juga kan,” ungkapnya.
Saidah mengatakan, awalnya ia hanya membuat tempat sampah polos. Namun seiring perkembangan usahanya, ia menghiasi tempat sampah tersebut dengan lukisan. “Gambar bunga, pemandangan alam, tapi yang paling dicari gambar tokoh kartun seperti Doraemon,” terangnya.
Ibu dua anak ini mengungkapkan usaha kerajinan limbah ban sudah dirintis sejak 17 tahun silam bersama suaminya. Bisnis ini dimulai dengan memanfaatkan limbah ban bekas miliknya dan tetangga sekitar.
“Awalnya suami coba-coba membuat tempat sampah dari ban bekas. Saya sebagai istri mendukung dan membantunya. Kami beli ban-ban bekas milik tetangga. Ada juga tetangga yang datang menjual ke kami,” kenangnya.
Saidah mengungkapkan saat itu, sehari paling banter bisa membuat dua tempat sampah. Meski demikian, tempat-tempat sampah yang dihasilkan belum tentu terbeli. “Seminggu satu, dua, kadang tiga dibeli orang,” terangnya.
Berkat kesabaran dan kerja keras, usaha kerajinan berbahan limbah ban miliknya mengalami kemajuan. Dibantu empat karyawan, sehari ia mampu memproduksi 10 sampai 13 tempat sampah. “Sebelumnya dua karyawan, namun setelah suami meninggal setahun lalu, saya nambah dua karyawan lagi,” ungkapnya.
Satu buah tempat sampah yang sudah diberi lukisan dijual dengan harga mulai Rp50 ribu hingga Rp100 ribu, bergantung ukuran dan tingkat kesulitannya. “Pembeli datang sendiri, dari Surabaya, Sidoarjo dan Pasuruan,” terangnya.
Dari usaha kerajinan memanfaatkan limbah ban, Saidah mampu memenuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan dua anaknya. Ia juga bisa membayar gaji karyawan Rp1,5 juta per pekan.
“Secara umum tak ada kendala. Pesanan terus ada karena usaha ban bekas seperti ini kan saingannya nggak banyak. Bahan bakunya juga mudah, saya datangkan ban bekas dari Surabaya,” pungkas Saidah.
Penulis: MA/G12