(Greeners) – Berbagai bencana seperti banjir, gunung meletus, hingga kabut asap silih berganti menyambangi Tanah Air. Bencana seperti banjir dan juga kabut asap, ternyata dapat dikendalikan melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Saat banjir melanda wilayah DKI Jakarta, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menyemai garam (NaCl) 32,28 ton untuk mengurangi intensitas hujan di Jakarta.
“Selama lima hari yakni 14 hingga 19 Januari, teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang kami lakukan telah mengurangi 22 persen curah hujan di ibu kota,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BPPT Heru Widodo TMC ini telah dilakukan dengan sembilan kali penerbangan pesawat Hercules A-1328 dan akan terus dilanjutkan selama dua bulan dengan anggaran sebesar Rp20 miliar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ujarnya. TMC bertujuan mempercepat proses hujan sehingga awan-awan yang sedang tumbuh semakin besar dijatuhkan lebih awal di perairan Selat Sunda, selatan Ujung Kulon dan Teluk Jakarta.
Selain itu, TMC juga bisa dilakukan dengan cara membakar bahan semai dalam bentuk flare menggunakan wahana penyemaian di darat dengan Ground Base Generator (GBG) yang terpasang di sejumlah lokasi di kawasan hulu hingga hilir. Tujuannya untuk mengganggu mekanisme pembentukan awan yang tumbuh di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang berpotensi menjadi hujan sehingga proses pertumbuhan awan hujan terhambat dan intensitasnya berkurang.
“Penyemaian awan dari darat dengan sistem Menara GBG itu dilakukan BPPT dengan membakar sebanyak delapan flare dari lokasi yang tersebar di Citeko, Pekancilan, Lemahnendet, dan Tugu di kecamatan Cisarua, Bogor,” jelas dia. Selain mengurangi curah hujan, TMC juga bisa dilakukan untuk menambah curah hujan, terutama daerah yang terkena kabut asap. Teknik yang mungkin digunakan pada wilayah Riau adalah metode “Jumping Process Mechanism” yang dilakukan dengan menyemai garam NaCl (natrium klorida). Teknik tersebut berfungsi untuk memperbesar peluang hujan dan mempercepat proses kondensasi sebagai proses paling penting dalam terbentuknya hujan.