Dihadapkan dengan realita sebuah dunia yang penuh dengan pewarna sintetis, para ilmuwan terpacu untuk mengembangkan sebuah teknik pewarnaan yang menghasilkan warna-warni yang hidup dengan menggunakan bubur serat kayu – bahan yang sama untuk membuat kertas.
Para peneliti dari Universitas Cambridge melakukan manipulasi pada bubur serat kayu untuk menyusun ulang selulosa pada skala nano yang mengubah susunan fisiknya, yang kemudian mengubah cara serat pohon ini memancarkan cahaya.
Hasilnya, sebuah jaringan tumbuhan yang dijamin bebas bahan kimia dan racun. Jaringan ini yang kemudian dapat digunakan untuk melapisi serat kain, kertas dan material lain, menjadi pewarna alami yang tak akan pernah luntur sebagai pengganti pewarna beracun.
Tumbuhan mendapatkan warna ajaibnya bukan karena daun dan bunganya diberi pewarna, namun karena strukturnya yang membuat tumbuhan menjadi berwarna dan memantulkan sinar ketika terpapar cahaya. Para peneliti dari Universitas Cambridge, dipimpin oleh Dr Silvia Vignolini, mencari cara untuk meniru teknik pewarnaan alami ini dengan memanipulasi struktur ketimbang menciptakan pigmen.
Para peneliti ini terinspirasi dari buah marble berry, Pollia condensata, yang memiliki struktur warna dari susunan selulosa untuk menghasilkan warna yang berkilau, sebuah warna metalik yang hidup dan tak pudar dimakan waktu. Spesimen yang diawetkan sejak abad 19 ini masih berwarna dan berkilau persis seperti ketika masih hidup.
Berdasarkan informasi ini, para peneliti bekerja untuk menciptakan kembali efek ini dengan menggunakan selulosa yang tidak terlalu mahal dari bubur serat kayu. Mereka memanipulasi bubur serat kayu pada skala nano untuk menyusun ulang kristal nano selulosa menjadi sebuah jaringan dengan susunan tertentu. Dengan mengatur kelembaban selama proses pembuatan jaringan, para ilmuwan ini dapat menciptakan berbagai warna. Meskipun teknik ini mungkin tidak dapat menciptakan warna mencolok seperti warna pelangi, teknik ini mampu menciptakan warna hidup dan berkilau dengan bubur serat kayu bebas racun.
“Alam merupakan sumber inspirasi terbaik. Kita dapat menggunakan material yang melimpah, murah dan ramah lingkungan untuk membuat material yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Dr Silvia Vignolini dari Departemen Kimia Universitas Cambridge. “Material yang kita buat dapat digunakan sebagai pengganti pewarna beracun dan bahkan pewarna makanan, namun tentu saja sesuai standar keamanan makanan dan kosmetik.”
(G33)
Sumber: ecouterre.com