Di era perkembangan teknologi seperti saat ini, petani dapat memantau tanaman, kelembapan, kondisi tanah, suhu, dan parameter lain dengan sensor. Suatu teknologi memberi pemahaman yang lebih baik mengenai tanaman. Inovasi teknologi juga membantu menentukan sistem bertanam sehingga menghasilkan panen yang lebih berkelanjutan bagi petani. Di samping itu akan lebih banyak hasil panen yang diperoleh.
Internet of Things Farming merupakan inovasi teknologi yang mendorong industri pertanian ke tingkat berikutnya. Pertanian pintar berteknologi akan meningkatkan kemampuan produksi dan dapat memenuhi kebutuhan manusia serta menjaga sumber daya.
Baca juga: Masjid Berbahan Daur Ulang di Dhaka
Salah satu inovasi IoT Farming yakni, teknologi Nano-sensor. Alat ini terdiri dari karbon nanotube yang tertanam di dalam daun dapat memberikan peringatan ketika tanaman disentuh. Sensor tersebut bekerja dengan memonitor aktivitas hidrogen peroksida dalam daun. Ketika tanaman dalam kesulitan, ia akan mengirimkan sinyal atau berkomunikasi menggunakan hidrogen peroksida di dalam daunnya. Sinyal yang dihasilkan bervariasi tergantung pada situasi dan sensor-nano yang dapat membedakan berbagai jenis tekanan.
Melansir intelligentliving.co, Michael Strano, Profesor Teknik Kimia di MIT mengatakan, tumbuhan memiliki bentuk komunikasi internal yang sangat canggih. Ditambah, saat ini kita dapat mengamati perkembangannya untuk pertama kali. Hal ini berarti bahwa secara real time, kita dapat melihat respons tanaman hidup mengomunikasikan stres yang dialaminya.
Sensor ini belum tersedia untuk petani dan saat ini hanya digunakan oleh para ilmuwan pertanian yang ingin mengembangkan strategi baru. Mereka memakainya untuk meningkatkan hasil panen dengan mempelajari cara berbagai tanaman merespons berbagai jenis tekanan.
Para petani dapat memperoleh wawasan mengenai kondisi tanah dengan Sensoterra – metode Internet of Thing (IoT) yang terjangkau nirkabel untuk memantau tingkat kelembapan dari jarak jauh. Sistem ini terdiri dari sensor dan probe yang mengirim data ke ponsel pintar. Dengan ini petani akan mendapat perbandingan tingkat kelembapan tanah harian, mingguan, dan musiman sehingga menghasilkan keputusan yang sesuai untuk meningkatkan hasil panen dan menghemat air.
Baca juga: Agrisea, Menanam Padi di Laut
Drone saat ini menjadi alat yang berharga untuk petani karena dapat membantu mensurvei tanah, menghasilkan data tanaman, dan memberikan pupuk 4 sampai 60 kali lebih cepat daripada tangan. Sedangkan, satelit juga berfungsi mengumpulkan data dari waktu ke waktu untuk membantu para petani memperbaiki praktik pertanian mereka, memperkirakan hasil panen, dan memantau kematangan, dan kesehatan tanaman secara keseluruhan.
Sensor aliran udara mengukur permeabilitas udara tanah untuk memantau kesehatan dan memberikan informasi yang diperlukan petani dalam menghitung kebutuhan pupuk. Selain itu, terdapat juga Bean-IoT yang merupakan sensor seukuran ibu jari. Sensor tersebut diletakan di dalam silo gandum dan akan mengirim data kelembapan, suhu, kualitas udara, level, pergerakan, kadar karbon dioksida, dan gas lain ke ponsel.
Penulis: Mega Anisa