Loliware, sebuah perusahaan bioplastik kemasan makanan, meluncurkan sedotan rumput laut sebagai pengganti sedotan plastik yang dapat larut seiring waktu. Tidak seperti sedotan kertas, produk Loliware terlihat, terasa, dan berbentuk seperti sedotan plastik.
CEO Loliware adalah Sea F. Briganti, ia meluncurkan Loliware di tahun 2015 dengan co-founder Leigh Ann Tucker. Dalam timnya, Loliware terdiri dari kelompok ilmuwan material, ahli teknologi makanan, ahli biologi rumput laut, insinyur, ahli kimia, perancang industri, dan futurologis. Loliware menggabungkan para pakar atau peneliti rumput laut dengan metode manufaktur inovatif untuk menciptakan bahan-bahan bebas plastik di masa depan.
BACA JUGA : MarinaTex, Plastik Ramah Lingkungan Dari Limbah Industri Perikanan
Sea dan timnya mengembangkan Loliware Intelligent Seaweed Technologies (LIST) memanfaatkan bahan yang terbuat dari rumput laut yang mengungguli produk seperti kertas. Rumput laut sendiri merupakan sumber daya terbarukan dan regeneratif. Tidak hanya memberikan produk yang lebih berkelanjutan, pemanfaatan rumput laut dapat lebih tahan lama, yaitu dapat bertahan lebih kurang 18 jam penggunaan terus menerus, dan sepenuhnya terdegradasi saat pengomposan.
Berdasarkan laman resmi loliware.com, perusahaan ini mengklaim bahwa rumput laut adalah masa depan dari pengganti plastik dan bagian dari ekonomi karbon biru. Rumput laut menjadi bagian dari koleksi luar biasa hutan akuatik. Mereka secara efisien menangkap CO2 dalam daun-daunnya dan penyerap karbon yang luar biasa, dimana dapat tumbuh sangat cepat, hingga 3 meter per hari tergantung pada spesiesnya. Itulah yang menyebabkan produk berbasis rumput laut memiliki keunggulan lingkungan dibandingkan minyak.
Menurut Sea dikutip dari businessinsider.sg, sedotan rumput laut ini bisa dimakan namun bukanlah sebuah cemilan. “Jangan berharap untuk memakan seluruh sedotanmu seolah itu adalah permen” imbau Sea.
Mulai musim panas 2019, Loliware meluncurkan sedotan rumput laut di jaringan hotel seperti Marriott dan acara-acara untuk perusahaan minuman seperti Pernod Ricard. Pada akhir tahun 2019, mereka akan meluncurkan produk yang dirancang khusus untuk kotak jus. Pada awal 2020, mereka akan mulai menawarkan paket sedotan kecil untuk pembelian konsumen.
Meskipun Loliware bukan perusahaan pertama yang mengusulkan alternatif kompos untuk sedotan plastik, Sea mengatakan rumput laut berfungsi lebih baik daripada kertas, yang dapat menjadi lunak dan lembek. Pengganti populer lainnya, sedotan yang terbuat dari poli asam laktat (Polylactic Acid) yang berasal dari tepung jagung atau tebu, membutuhkan fasilitas pengomposan industri dan pada dasarnya berfungsi layaknya plastik di lingkungan. Sehingga rumput laut menjadi bahan yang lebih diunggulkan dibandingkan alternatif bahan lain.
BACA JUGA : Cyclo, Helm Yang Dapat Dikemas Terbuat Dari Daur Ulang Sampah Plastik
Karena sedotan rumput laut yang diproduksi Loliware tanpa menggunakan label, kemungkinan pelanggan bahkan tidak akan tahu mereka mengonsumsi sesuatu yang berbeda. Setelah 18 jam digunakan, sedotan akan menjadi lunak dan mulai “menghilang,” tetapi sedotan itu tidak akan terurai sepenuhnya sampai mereka dikomposkan, atau dalam kondisi tidak menguntungkan berakhir menjadi sampah.
“Kami tidak menganjurkan (agar) orang melemparkan atau membuang sedotan Loliware ke laut, tetapi jika tanpa sengaja berakhir di laut, maka sedotan itu akan hancur dalam hitungan minggu tanpa dampak negatif pada hewan laut,” terang Sea.
Penulis: Sarah R. Megumi