“Seni mengubah orang dan orang mengubah dunia,” ini yang diyakini oleh Char Evans, seorang seniman Inggris yang tergabung dalam Eco Art Installations. Karya terbarunya dalam instalasi seni kolaboratif di Auroville, India menjadi bukti dari keyakinannya tersebut bahwa seni mampu menginspirasi orang untuk mengubah dunia.
Sebuah instalasi kubah geodesik yang terbuat dari bambu, tarian mandala anak-anak, dan beberapa bagian lainnya menjadi sebuah paduan seni kolaborasi yang diciptakan dari material daur ulang (ban, sepatu bekas, telepon, jam dan kaleng) dan material alami seperti bunga, dedaunan, kulit kerang, dan rempah-rempah.
Lebih dari 100 orang berkontribusi dalam instalasi ini, termasuk warga lokal, seniman dan bahkan seniman internasional. Karena instalasi ini tidak dibuat permanen, sebuah video dibuat untuk mendokumentasikan dan menjadikan karya ini abadi, dengan sentuhan music dari Moby dan Zilverzurf.
Ide di balik karya seni kolaboratif ini adalah untuk memberikan penyadaran mengenai isu daur ulang dan pengelolaan sampah; sebagai pengingat untuk perusahaan di seluruh dunia mengenai sampah yang mereka hasilkan, dan apa yang bisa dilakukan dengan sampah yang sudah diabaikan –bahwa sampah bisa menjadi sumber keindahan.
India dan beberapa Negara di dunia memiliki masalah serius mengenai pengelolaan sampah. Bahkan Negara maju pun hanya menimbun sampahnya di tempat pembuangan akhir. Banyak Negara tidak memiliki infrastruktur untuk mengelola sampah dengan tepat, sehingga sampah terserak dimana-mana karena tidak didaur ulang. Banyak perusahaan besar menawarkan produk dalam kemasan tetapi mereka tidak bertanggung jawab untuk pengolahan sampah bekas kemasannya.
Kita lebih dari sekedar konsumen, kita semua seniman, pencipta realita. Di Eco Art Installations, kami memilih untuk bergabung dan menggali potensi kreatif, menumbuhkan kesadaran mengenai isu lingkungan, dan mempresentasikan visi keindahan melalui kolaborasi, salah satunya melalui instalasi seni kolaboratif yang diadakan di Auroville, India Maret 2014 lalu. Evans berharap akan ada lagi pertunjukan seni serupa di hutan hujan Amazon tahun depan.
(G33)
Sumber : bit.ly/1kEgHMV