Styrofoam merupakan bahan yang tidak dapat terurai secara alami. Selain itu juga berpotensi membahayakan kesehatan manusia. Namun saat ini kebutuhan wadah makan dan minum yang praktis dan instan meningkat. Padahal yang selalu instan tidak berarti baik lho sobat Greeners!
Styrofoam merupakan material berbahan expanded polystyrene yang dapat menimbulkan bahaya. Bahan ini termasuk dalam kategori sampah plastik yang mengandung zat berbahaya, seperti benzene dan styrene.
Bahan styrofoam memang bisa didaur ulang setelah melalui proses pelelehan dan pengolahan secara tepat. Namun, bagaimana jika bahan-bahan ini justru dikirim ke negara-negara lain?
Negara Jepang misalnya, kerap kali mengekspor styrofoam yang mereka olah menjadi ingot (batangan) ke negara lain. Ironisnya, bahan ini kerap kali menjadi dasar produk yang dibeli di toko barang murah.
Hal ini membuat keseluruhan proses daur ulang menjadi tidak efisien, boros dan mengancam lingkungan dalam jangka panjang.
Kehidupan Kedua Styrofoam
Alih-alih melalui proses yang rumit dan mahal itu, Refoam hadir di Jepang, tepat di tempat styrofoam dilebur. Bahan tersebut didaur ulang di sini dan akhirnya memiliki kehidupan kedua menjadi meja, kursi, hingga furniture yang akan memberi sentuhan berbeda.
Karena memiliki estetika yang unik dan khas, setiap perabot Refoam sangat mudah kita kenali. Perabot Refoam terlihat seperti persilangan antara beton retak dan lahar cair yang telah didinginkan.
Penampilan Refoam juga terlihat hampir sempurna saat kita gunakan di luar ruangan. Tentunya dengan masih menampilkan beberapa motif interior, bernuansa dingin dan earthy tones.
Hal yang paling penting dari Refoam ini tidak hanya memberikan proses yang berkelanjutan dalam mendaur ulang limbah styrofoam. Tetapi memberikan nilai baru pada bahan itu, bahkan dalam bentuk mentahnya yang meleleh.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin
Sumber: YankoDesign