Tahu merupakan salah satu bahan pangan yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia sehingga produksinya terus meningkat. Namun, dalam proses pengolahannya dihasilkan limbah yang dapat mencemari lingkungan.
Limbah yang dihasilkan berupa limbah cair dan padat. Pada umumnya, limbah padat dapat diolah kembali menjadi pakan ternak, tetapi bagaimana dengan limbah cair?
Baca juga: Water Filled Glass, Jendela yang Dapat Menghemat Energi
Dalam Jurnal Nasional Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Hasanuddin (2018), Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Sulawesi Selatan meneliti limbah cair tahu untuk dijadikan pupuk cair organik yang cocok bagi tanaman.
Ide tersebut berawal dari banyaknya limbah cair yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu dan dibuang ke sungai tanpa diolah sehingga menyebabkan bau busuk. BBPP kemudian mencoba untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan limbah cair ini.
Limbah cair biasanya dihasilkan dari proses pencucian kedelai, perendaman, perebusan, penyaringan, pengepresan, dan pencetakan tahu. Limbah yang telah diambil kemudian difermentasi selama 10 hingga 14 hari.
Untuk membuat pupuk cair organik ini, diperlukan tambahan gula merah dan effective microorganism atau EM-4. Aktivator tersebut adalah cairan yang berisi campuran mikroorganisme hidup yang bermanfaat bagi proses penguraian dan persediaan unsur hara tanah. Fungsinya memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta menyuplai unsur hara yang dibutuhkan tanaman. EM-4 juga akan membuat tanaman menjadi lebih subur, sehat, dan relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Baca juga: Piring dan Sumpit dari Kentang
Pembuatan pupuk cair organik ini diawalai dengan mencampur EM-4 dan gula merah yang dicairkan dengan total perbandingan 1:1. Kedua bahan ini dipakai untuk membangunkan dan mengaktifkan mikroorganisme di dalamnya agar dapat bekerja secara optimal dan efisien saat dicampurkan ke limbah tahu. Setelah tercampur, kedua bahan tersebut disatukan dengan bahan utama yakni limbah cair tahu. Perbandingan yang dibutuhkan adalah 20:1 atau 5.000 ml limbah cair tahu dan 250 ml cairan EM-4.
Pupuk cair dari limbah tahu dengan campuran gula merah cair dan EM-4 ini belum sepenuhnya memenuhi nilai minimal sebagai pupuk cair. Namun, dinilai aman digunakan pada tanaman sendiri dan tidak diperjualbelikan.
Agar didapatkan hasil maksimal bagi tanaman, disarankan untuk menggunakan sabut kelapa guna menambah kadar nitrogen dan fosfor. Sementara untuk meningkatkan kadar c-organik dapat ditambah dengan kotoran sapi.
Penulis: Krisda Tiofani