Alat makan plastik sekali pakai memanglah praktis, murah dan juga ringan namun kuat. Tak heran jika banyak orang memilih untuk menggunakan alat makan ini dalam kehidupan sehari-hari. Namun di balik kepraktisannya, alat makan plastik sekali pakai menyimpan segudang ancaman besar bagi lingkungan. Benda ini tidak dapat terurai secara hayati dan dapat mencemari lingkungan, seperti layaknya produk plastik sekali pakai pada umumnya.
Tidak ingin penggunaan alat makan plastik sekali pakai terus berlanjut, seorang desainer industri dari Universitas Lund Swedia, Pontus Törnqvist, berinisiatif untuk menciptakan plastik alternatif biodegradable yang dapat diolah kembali menjadi alat makan. Pada tahun 2018 silam, ia menciptakan Potato Plastic, plastik alternatif ramah lingkungan yang sepenuhnya terbuat dari pati kentang.
“Potato Plastic merupakan plastik biodegradable yang dapat terurai menjadi unsur hara bagi tanah hanya dalam waktu dua bulan. Plastik ini dapat kita gunakan untuk membuat alat makan, sedotan dan juga pembungkus makanan,” ujar Pontus dalam situs James Dyson.
Pontus hanya memerlukan pati kentang dan air untuk membuat plastik alternatif Potato Plastic. Kedua bahan tersebut ia campurkan, lalu ia panaskan hingga campuran pati kentang dan air mengental. Setelah kental, campuran tersebut ia cetak dengan metode kompresi. Lembaran plastik alternatif dari kentang pun siap untuk diolah kembali.
“Setelah melakukan banyak eksperimen dengan berbagai bahan, saya menemukan bahwa pati kentang merupakan bahan paling ideal untuk membuat plastik alternatif. Saat kering sempurna, plastik bio Potato Plastic menjadi kokoh layaknya plastik biasa dan tidak mudah hancur,” kata Pontus.
Potato Plastic Selamatkan Dua Permasalahan Lingkungan Sekaligus
Pontus menjelaskan bahwa kehadiran Potato Plastic berpotensi untuk menyelamatkan dua permasalahan lingkungan sekaligus. Selain dapat menyelamatkan lingkungan dari ancaman polusi plastik, plastik alternatif ini juga dapat mengatasi permasalahan limbah makanan. Perlu Sobat Greeners ketahui, limbah makanan merupakan salah satu kontributor terbesar dalam terjadinya perubahan iklim. Limbah makanan yang membusuk dapat menghasilkan gas metana berbahaya yang bisa merusak lapizan ozon.
“Saya hanya menggunakan pati kentang yang berasal dari produk sisa pertanian seperti kentang cacat untuk membuat Potato Plastic,” ujar Pontus. “Upaya ini, selain lebih hemat, juga dapat menghindari timbulan sampah baru.”
Pontus berharap bahwa Potato Plastic dapat menjadi bahan utama untuk membuat alat makan sekali pakai di masa depan. Ia juga akan menciptakan produk-produk lainnya dari plastik alternatif yang satu ini, seperti gelas, wadah bumbu dan peralatan makan lainnya.
Penulis: Anggi R. Firdhani
Sumber: