Beternak jangkring untuk konsumsi? Kenapa tidak. Serangga ini mulai dipilih sebagai pangan alternatif yang berkelanjutan. Makanan yang berkelanjutan adalah sebuah tren yang sedang berkembang saat ini, terutama ketika dihubungkan dengan kampanye mengonsumsi makanan yang tersedia di sekitar dan gerakan menanam sendiri makanan kita.
Bila tertarik dengan gerakan tersebut, tidak ada salahnya melongok Cricket Shelter. Ini adalah sebuah peternakan serangga moduler yang menjanjikan cara mudah dan efisien untuk beternak jangkrik. Jangkrik sendiri dianggap sebagai sumber protein yang berkelanjutan.
Tidak main-main, peternakan jangkrik ini dirancang oleh konsultan arsitektur. Firma tersebut bernama Terreform. Mereka merancang sebuah peternakan yang menyesuaikan diri dengan lingkungan perkotaan. Misalnya, beternak di atap rumah (rooftop), di halaman belakang atau di tanah kosong.
Sebuah purwarupa Cricket Shelter telah didirikan di sebuah pelabuhan di Brooklyn, kota New York. Purwarupa ini akan dihuni oleh lebih dari 22.000 ekor jangkrik dalam sebuah sistem yang memungkinkan jangkrik tersebut bergerak leluasa seperti di peternakan terbuka. Uniknya lagi, peternakan jangkrik ini dapat berfungsi ganda sebagai tempat perlindungan darurat untuk manusia.
Dalam mengolah jangkrik sebagai bahan pangan, Terreform menghaluskan jangkriknya menjadi bubuk dan mencampurnya dengan makanan lain. Seperti yang dilansir di laman Inhabitat.com, Mitchell Joaquim yang merupakan pendiri Terreform, bersikeras bahwa memakan serangga itu tidak menjijikkan. Dia bahkan meminta rekan satu timnya untuk memberi makan jangkrik tersebut dengan kulit jeruk, sisa apel dan lain-lain agar rasa jangkrik yang dihasilkan lebih enak.
Mitchell berkeyakinan bahwa peternakan jangkrik dapat menjadi tren di New York. Peternakan ini sanggup bersanding dengan tren panel surya dan segala hal yang bisa kamu tanam dan simpan di atap. Jadi kesempatan untuk memproduksi protein secara lokal menjadi sangat besar.
Penulis: NW/G15