Sobat Greeners, dalam upaya kita memilih gaya hidup ramah lingkungan, seringkali kita mendapati produk dengan label biodegradable (terurai secara hayati) maupun compostable (dapat menjadi kompos). Kali ini, Greeners akan membahas lebih dalam tentang perbedaan kedua label tersebut. Yuk, simak!
Istilah biodegradable dan compostable sering kita temukan di mana-mana. Namun, istilah tersebut sering kali keliru. Terkadang kedua kata itu saling menggantikan satu sama lain, ada juga yang menyesatkan; sehingga menciptakan kebingungan bagi orang-orang yang mencoba menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Untuk memilih produk benar-benar aman untuk bumi, penting untuk memahami apa arti biodegradable dan compostable, apa arti sebenarnya dan bagaimana perbedaannya.
Definisi Biodegradable
Istilah biodegradable mengacu pada bahan apa pun yang dapat terurai oleh mikroorganisme (seperti bakteri dan jamur) dan berasimilasi dengan lingkungan alam.
Bio-degradasi adalah proses yang terjadi secara alami; ketika suatu benda terdegradasi, komposisi aslinya terurai menjadi komponen sederhana seperti biomassa, karbon dioksida, dan air.
Proses ini dapat terjadi dengan atau tanpa oksigen, tetapi membutuhkan lebih sedikit waktu ketika ada oksigen yang berperan. Seperti ketika tumpukan daun di halaman Anda rusak dalam satu musim.
Biodegradasi dapat berlangsung mulai dari beberapa hari (untuk sisa sayuran) hingga 500 tahun atau lebih (untuk kantong plastik).
Perbandingan Waktu Terurai Barang Rumah Tangga
Sayuran, cangkang telur, kertas, dan sampah taman seperti dedaunan dapat langsung terurai secara hayati. Saat Anda buang, barang-barang tersebut terurai dalam waktu yang relatif singkat; sehingga dapat berasimilasi dengan lingkungan alam.
Berapa lama waktu benda untuk terurai tergantung pada komposisi kimiawi objek dan cara penyimpanannya. Variabel seperti suhu dan keberadaan air, cahaya, dan oksigen memengaruhi kecepatan degradasi. Sebagian besar tempat pembuangan sampah memiliki sedikit cahaya, udara, dan kelembaban sehingga proses biodegradasi sangat lambat.
Bahkan beberapa barang komersial seperti penggosok dari sabut kelapa termasuk dalam kategori ini. Sebagai perbandingan, bahan seperti styrofoam, plastik, dan aluminium biasanya dianggap tidak dapat terurai secara hayati karena memerlukan waktu yang sangat lama untuk terurai.
Mencari tahu apakah suatu objek benar-benar dapat terurai secara hayati dapat menjadi tantangan, terutama saat Anda menilai objek yang biasanya tidak terbuat dari bahan yang dapat terurai secara hayati, seperti phone case atau tote bags.
Federal Trade Commission (FTC) dan berbagai pemberi sertifikasi pihak ketiga telah mengambil langkah untuk memantau pelabelan produk yang masuk dalam kategori produk yang dapat terurai secara hayati.
Jadi, jika Anda mencoba menentukan apakah sesuatu dapat terurai secara hayati, periksa kemasannya dan jangan ragu untuk menghubungi perusahaan jika ingin mengajukan pertanyaan.
Meskipun demikian, sebagian besar produk konsumen yang “dapat terurai secara hayati” tidak akan benar-benar berasimilasi dengan bumi melalui biodegradasi alami. Untuk terurai secara hayati, mereka membutuhkan serangkaian kondisi khusus melalui proses pengomposan.
Definisi Compostable
Istilah compostable mengacu pada produk atau bahan yang dapat terurai secara hayati dalam keadaan tertentu yang dibentuk sedemikian rupa oleh manusia.
Tidak seperti biodegradasi, yang merupakan proses yang sepenuhnya alami, pengomposan memerlukan campur tangan manusia.
Selama pengomposan, mikroorganisme memecah bahan organik dengan bantuan manusia, yang menyumbangkan air, oksigen, dan bahan organik yang esensial untuk mengoptimalkan kondisi.
Proses pengomposan umumnya memakan waktu antara beberapa bulan hingga tiga tahun. Tentunya, variabel seperti oksigen, air, cahaya, dan jenis lingkungan pengomposan memengaruhi. Ada dua jenis utama pengomposan:
- Pengomposan perumahan; melibatkan pengumpulan sisa makanan di tempat sampah atau tumpukan, menggabungkannya dengan sampah halaman, dan secara berkala membalikkan campuran untuk mendorong penguraiannya menjadi bahan organik yang lebih mendasar. Oleh karena itu, Anda tidak dapat mengolah bahan makanan seperti daging, keju, dan ikan di tempat sampah; karena tidak akan ada cukup panas yang dapat mengurainya.
- Pengomposan komersial; melibatkan penyaringan dan penyortiran bahan menjadi organik dan anorganik, memecahnya dengan pemotong dan penggiling, dan menciptakan kondisi kelembaban, suhu, dan oksigen yang optimal. Hasilnya, kompos komersial mampu memecah produk yang lebih kompleks daripada kompos rumahan.
Jika Anda mempertimbangkan untuk membeli produk yang mengklaim dapat menjadi kompos, pastikan untuk membaca labelnya.
Seperti halnya barang yang dapat terurai secara hayati, pelabelan bahan yang compostable diatur oleh FTC dan pemberi sertifikasi pihak ketiga.
Anda pasti ingin mengetahui apakah produk tersebut dapat menjadi kompos di tempat sampah halaman belakang atau memerlukan pengomposan komersial.
Plastik Biodegradable dan Compostable
Jika Anda baru saja berbelanja untuk phone case, botol minum, atau tas belanjaan guna ulang; Anda mungkin pernah menemukan plastik yang dapat terurai dan dapat dikomposkan, yang juga dikenal sebagai bioplastik.
Banyak restoran bahkan beralih ke bioplastik untuk wadah makanan, peralatan makan, dan gelas. Barang-barang ini biasanya terbuat dari bahan seperti pati jagung, selulosa, dan kedelai. Ketika melalui proses komposting dengan benar, mereka terurai menjadi karbon dioksida, biomassa, dan air yang tidak beracun.
Namun, hanya karena plastik dapat terurai secara hayati atau dapat menjadi kompos, bukan berarti plastik akan rusak dalam segala kondisi, atau benar-benar ramah lingkungan. Pertimbangkan pro dan kontra dari plastik compostable sebelum Anda melakukan pembelian berikutnya.
Kelebihan Plastik Biodegradable dan Compostable:
- Tidak seperti plastik konvensional berbasis minyak bumi, bioplastik berbasis tumbuhan.
- Manufaktur bioplastik mungkin memiliki jejak karbon yang lebih rendah daripada plastik tradisional (tetapi ada banyak variabel dan ketidakpastian).
Kekurangan Plastik Biodegradable dan Compostable:
- Mengurai bioplastik membutuhkan panas yang hebat; hanya tersedia di fasilitas pengomposan industri. Di tumpukan kompos di rumah (atau di tempat pembuangan sampah), mereka membutuhkan waktu lama untuk terurai.
- Bioplastik tidak mengatasi masalah plastik laut, karena tidak cepat terurai dalam kondisi laut.
- Bioplastik tidak dapat tercampur dengan plastik yang dapat didaur ulang; mereka harus didaur ulang di aliran terpisah.
Baca juga: Green Box: Kit Hotel dari Plastik yang Bisa Terdekomposisi
Memilih Produk Biodegradable vs Produk Compostable
Jika Anda mencoba mengurangi dampak lingkungan, bahan compostable adalah pilihan yang baik. Membuat kompos berarti Anda tidak menambah timbunan di tempat pembuangan sampah.
Jika Anda membuat kompos di rumah, Anda dapat menggunakan bahan organik itu untuk membantu taman Anda (atau tetangga Anda) tumbuh. Pelabelan produk compostable juga sering kali lebih mudah, jadi Anda dapat yakin memilih produk yang lebih ramah lingkungan.
Meskipun demikian, produk compostable membutuhkan kondisi tertentu untuk terurai. Jadi, penting untuk berkomitmen untuk benar-benar membuat kompos dari barang-barang tersebut; daripada mengirimnya ke tempat pembuangan sampah.
Selain itu, jika suatu barang teridentifikasi sebagai kompos komersial, pastikan Anda memiliki akses ke fasilitas yang dapat menangani limbah tersebut.
Bioplastik dalam beberapa hal merupakan peningkatan dari plastik konvensional, tetapi masih memiliki dampak negatif terhadap lingkungan jika Anda membuangnya dengan tidak benar.
Seperti biasa, pilihan terbaik adalah mengurangi konsumsi Anda, menggunakan kembali apa yang sudah Anda miliki, dan sebisa mungkin menghindari produk sekali pakai.
Penulis: Agnes Marpaung
Sumber: