Sebuah industri bernama Bakeys mengubah alat makan berbahan tepung millet sebagai pengganti plastik pertama di dunia. Didirikan pada 2010 di Hyderabad, India, Bakeys merupakan sebuah ambisi untuk menciptakan revolusi peralatan makan berkelanjutan.
Ide ini pertama kali muncul di 2005, kala itu peneliti di bidang pertanian Narayana Peesapaty sedang melakukan kunjungan lapangan ke Mahabubnagar, sebuah daerah rawan kekeringan di Telangana, India. Saat itu, Peesapaty memesan roti millet untuk dikonsumsi. Ia melihat bahwa roti millet beku dapat menjadi solusi untuk meminimalisir masalah polusi plastik global.
Baca juga: Blok Mainan dari Jaring Plastik Bekas
Melansir kickstarter.com, sekitar 40 miliar peralatan plastik digunakan di Amerika Serikat dalam setahun. Sebagian besar hanya digunakan satu kali dan kemudian dibuang. Tekad Peesapaty semakin kuat ketika pemerintah India kekurangan stok beras akibat sepertiga produksinya membusuk. “Ini memperkuat tekad saya untuk membuat alat makan yang dapat dimakan dan saya mulai bereksperimen di rumah,” katanya.
Setelah itu ia mulai meneliti kantong plastik maupun alat makan yang dapat digunakan kembali oleh masyarakat India. Ia pun berpikir untuk mulai mencoba membuat peralatan makan dengan menggunakan kombinasi tepung dan millet.
Penelitiannya mulai mendapatkan kombinasi yang tepat, tetapi membutuhkan waktu yang lama untuk mempromosikan produknya kepada dunia. Tahun 2016, Bakeys bekerja sama dengan Kickstarter untuk menggarap film pendek di media sosial. Mereka telah mengumpulkan lebih dari 18,7 juta rupee India atau sekitar Rp3 miliar.
Dengan investasi tersebut, Bakeys saat ini telah memperkerjakan 11 orang pekerja di pabrik di Hyderabad, ditambah seorang akuntan, seorang desainer web dan seorang peneliti. Mereka dapat memproduksi 10.000 sendok dalam sehari dengan menggunakan 500 kilogram tepung millet, tepung beras, dan bahan lainnya.
Apabila dibandingkan plastik, Bakeys dapat menghasilkan 100 sendok dalam setiap satu kali produksi plastik sehingga secara otomatis tidak membutuhkan energi dan dapat meminimalisir limbah.
Selain dapat dikonsumsi, peralatan makan tersebut juga mampu terurai di lingkungan. Sendok akan terdegradasi dalam waktu sepuluh hari atau dapat dimakan oleh hewan lain, mirip dengan biskuit yang dapat dibuang di luar ruangan.
Baca juga: Pemurni Air Portabel Bertenaga Surya
Sekitar 1,5 juta sendok tepung millet terjual di India setiap tahunnya. Inovator Bakeys berencana untuk meningkatkan sistem dan fasilitas sehingga mampu memproduksi sekitar 800.000 peralatan makan dalam satu hari untuk memenuhi permintaan dunia.
Tidak hanya sendok, mereka juga berencana untuk memproduksi sumpit, sendok kecil, dan garpu. Selain itu, Bakeys juga ingin memperluas inovasi ke peralatan seperti cangkir, piring, dan alat makan sekali pakai yang lebih tradisional. “Kami telah memiliki beberapa permintaan besar untuk peralatan lain dan akan dimulai (produksinya) dalam 3 bulan ke depan,” ujar.
Penulis: Ridho Pambudi