Seperti kebanyakan kota-kota kecil lainnya, kota kecil Yoshino di dekat Osaka memiliki populasi yang kebanyakan manula. Jumlah penduduknya makin lama kian sedikit. Selama bertahun-tahun, industri penyokong utama di kota tersebut adalah industri hutan kayu yang berkelanjutan. Namun sayangnya ketiadaan pekerja berusia muda membuat kota ini hanya ramai di saat festival bunga sakura tahunan.
Bermula dari Kenya Hara’s House Vision di tahun 2016, sebuah pameran yang menampilkan proyek perumahan yang dikelola komunitas untuk menolong penduduk di kota-kota kecil dalam meningkatkan perekonomian mereka, terbersitlah ide untuk membangun sebuah penginapan di Yoshino.
Penginapan bernama Yoshino House ini tersusun dari kayu cedar yang ditanam di pegunungan di dekatnya. Rumah ini adalah sebuah penginapan yang dibangun oleh tukang kayu penghuni desa setempat dan dikelola oleh komunitas lokal. Rancangan rumahnya dikerjakan oleh perancang dari Airbnb, Samara dengan arsitek Go Hasegawa. Tim perancang ini berusaha membantu komunitas lokasl di sana dengan merancang tempat yang berfungsi sebagai sumber pendapatan bagi penduduk kota tersebut.
Rumah ini terletak di pinggir sungai Yoshino, sebuah bangunan yang interior dan eksteriornya dibuat dari papan kayu cedar dengan pola-pola yang rumit namun menciptakan lingkungan yang damai dan menenangkan. Lantai dasar bangunan dengan sebuah meja yang menyatu dengan lantai, berfungsi sebagai ruang keluarga dan ruang makan. Ruangan yang sederhana dan cenderung bersih untuk ruang tidur dengan satu tempat tidur dan sebuah meja kecil ini mendapatkan pencahayaan alami yang berlimpah yang datang dari jendela dari struktur bangunan yang berbentuk huruf A.
Dari awal pembangunan rumah kayu cedar ini, para perancangnya bekerja dengan penduduk lokal di setiap tahapan pekerjaannya. Penjaga hutan, pemotong kayu dan tukang kayu berkolaborasi selama proses pembuatan rumahnya. Dari mulai pemotongan kayu di hutan sampai ke konstruksi bangunannya.
Menurut arsiteknya, desain Yoshino House ini merupakan penghormatan terhadap tradisi lokal sekaligus membantu berkembangnya hubungan antar penduduk. Secara teknis, rumah ini milik komunitas dan dikelola bersama. Setiap detail dari strukturnya terinspirasi dari hubungan antar penduduk di Yoshino dan tradisi yang menjadi fondasi hubungan mereka.
Sejak peresmiannya, penduduk lokal mengoperasikan Yoshino House dan menyewakan di Airbnb. Keuntungan dari pengelolaan Rumah Yoshino disalurkan untuk memenuhi kebutuhan komunitas tersebut.
Penulis: NW/G15