Dalam bidang teknologi listrik bertenaga matahari, efisiensi merupakan hal yang sangat penting. Sebuah proyek pembangkit listrik tenaga surya di padang pasir Kalahari di Afrika Selatan bisa jadi adalah sebuah sistem yang paling efisien di dunia saat ini.
Perusahaan energi asal Swedia, Ripasso, memanfaatkan sinar matahari Afrika Selatan untuk menguji sistem pemusat energi matahari dalam skala kecil yang mengkombinasikan teknologi di bidang militer dan memadukannya dengan sebuah ide yang sudah ada sejak abad ke-19.
Hasilnya adalah sebuah sistem yang mengkonversikan 34 persen dari energi matahari menjadi energi listrik. Itu berarti jumlahnya dua kali lipat dari pembangkit listrik tenaga surya tradisional lainnya. Sistem ini menggunakan piringan sebesar 90 meter persegi yang berputar mengikuti matahari dan mengatur dirinya sendiri secara konstan untuk menangkap energi matahari sebanyak mungkin. Menurut surat kabar harian Guardian, benda tersebut merupakan satu-satunya di dunia.
Piringan dalam pembangkit listrik tersebut mampu memproduksi antara 75.000-85.000 kWh listrik yang terbarukan per tahun. Dengan kata lain kuota itu cukup untuk memberikan daya listrik bagi 8 rumah di Amerika per tahun. Dalam prosesnya, energi terbarukan ini bisa mengurangi 81 metrik ton karbondioksida yang dilepaskan ke atmosfer bila dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga batu bara.
Proyek ini dibuat berdasarkan mesin Stirling yang dikembangkan oleh insinyur Skotlandia, Pendeta Robert Stirling di tahun 1826 sebagai alternatif terhadap teknologi mesin uap. Mesin Stirling menggunakan pemanasan dan pendinginan gas dalam ruang tertutup untuk menggerakkan piston dan memutar sebuah roda gila. Karena keterbatasan material saat itu, mesin buatan Stirling tidak bisa dibuat secara komersial sampai tahun 1988.
Butuh 162 tahun sampai akhirnya mesin Stirling dapat dibuat seperti sekarang. Mesin Stirling pertama kali diaplikasikan oleh sebuah kontraktor pertahanan dari Swedia untuk keperluan mesin kapal selam.
CEO Ripasso, Gunnar Larsson, telah bekerja di bidang industri pertahanan di Swedia selama 20 tahun. Dalam kurun waktu tersebut ia tidak menyadari bahwa terdapat ide cemerlang yang berasal dari abad 19 yang dapat diaplikasikan untuk sistem pembangkit energi yang terbarukan. Hingga sekarang ia menerapkannya pada pembangkit listrik tenaga surya di Kalahari.
Penulis: NW/G15