Tak sedikit orang menganggap bahwa pelepah pisang merupakan benda yang tidak berharga. Tapi di tangan dua desainer asal Prancis bernama Cordélia Faure dan Dorian Etienne, limbah pelepah pisang bisa bertransformasi menjadi barang berharga. Duo desainer tersebut berhasil menyulap limbah tersebut menjadi lampu cantik dan eksentrik bernama Nuclée.
“Melalui Nuclée, kami ingin membuktikan bahwa pelepah pisang yang banyak orang anggap sebagai sampah, ternyata memiliki penampilan yang menakjubkan. Terutama jika pelepah tersebut disandingkan dengan pencahayaan lampu,” tulis para desainer tersebut dalam situs resmi mereka.
Lampu Nuclée sendiri merupakan lampu hias minimalis yang memiliki dimensi sebesar 350 x 350 x 40 mm. Untuk membuat lampu Nuclée, Cordelia dan Dorian harus mengolah limbah pelepah pisang dengan cara yang sedemikian rupa, sehingga pelepah tersebut berubah menjadi lembaran kering yang dapat mereka bentuk. Guna menciptakan lembaran pelepah pisang yang layak pakai, mereka harus mengekstraksi bagian luar dari pelepah, lalu menguji coba reaksi pelepah terhadap panas, kelembapan, tekanan, dan lain sebagainya.
Selain menggunakan limbah pelepah pisang kering, Cordelia dan Dorian juga menggunakan bahan lain seperti bambu dan granit untuk membuat lampu ini. Guna memberikan kesan unik dan organik pada lampu, para desainer tersebut sengaja tidak melakukan pewarnaan ulang terhadap pelepah pisang. Mereka tetap menjaga tekstur dan warna alami dari pelepah pisang tersebut.
Terinspirasi dari Pengolahan Limbah Pelepah Pisang di Taiwan
Kisah terciptanya lampu hias Nuclée sendiri bermula ketika dua desainer tersebut mengetahui bahwa pelepah pisang bisa “berubah” menjadi pakaian tradisional. Mereka terinspirasi dari pengolahan limbah pelepah pisang yang dilakukan oleh suku Kavalan di Taiwan.
Berawal dari rasa ketertarikan tersebut, Cordelia dan Dorian pun memutuskan untuk membuat sesuatu yang baru dari olahan pelepah pisang. Untuk mempelajari teknik mengolah pelepah pisang dengan benar, mereka terbang langsung ke Taiwan dan memperdalam ilmu mereka di National Taiwan Craft Research Institute. Setelah mempelajari teknik-teknik pengolahan pelepah selama enam bulan, mereka pun meluncurkan lampu hias Nuclée.
Melalui Nuclee, mereka berhasil membuktikan bahwa limbah bisa berubah menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai seni tinggi. Selain itu, usaha mereka pun membuahkan hasil yang manis. Berkat jerih payah mereka, lampu ini memenangkan penghargaan “Best Year” Grand Prize di New York pada tahun 2020, dan juga memenangkan penghargaan dari Green Product Award di Berlin pada tahun 2021.
Penulis: Anggi R. Firdhani
Sumber: