Museum Kesenian Rakyat di Akademi Seni China merupakan bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dirancang oleh Kengo Kuma, bangunan ini secara desain mirip seperti perkampungan tradisional kecil dengan atap pelana yang saling tersambung.
Seperti dilansir dari inhabitat.com, museum ini memiliki detail yang sangat menarik pada bagian atapnya. Kita dapat melihat bahwa museum ini menggunakan atap keramik yang melengkung berwarna abu-abu yang diambil dari bekas bangunan di sekitar proyek tersebut. Selain digunakan sebagai atap, bahan ini juga digunakan sebagai sirip penyaring cahaya alami.
Galeri seni rakyat ini sendiri berdiri di atas bekas perkebunan teh di kampus Akademi Seni China di Hangzhou, bagian Timur China. Bangunan dengan luas 5.000 meter persegi ini dibentuk dari unit-unit yang saling tersambung dan menggambarkan perumahan tradisional yang biasa terdapat di pegunungan. Setiap unit mempunyai atap tersendiri sehingga terlihat seperti sebuah kampung kecil yang tersusun dari beberapa bangunan.
Seperti atapnya, keramik lama itu juga digunakan sebagai sirip penyaring cahaya yang tersebar di antara bentangan kawat tahan karat dan berfungsi mengatur cahaya mahatari yang masuk ke dalam bangunan. Ukuran keramik ini berbeda-beda sehingga membantu menyatukan bangunan ini terhadap alam sekitarnya. Desain bangunannya yang bertingkat-tingkat membentuk jajaran galeri dengan split-level yang saling terhubung oleh jalur dari batu dan kayu.
Penulis: NW/G15