Menuai Listrik dan Air Minum dari Gelombang Laut

Reading time: < 1 menit
Teknologi CETO buatan The Carnegie Wave Energy diklaim lebih tahan lama dan tidak cepat rusak dibanding pembangkit listrik energi angin dan sinar matahari. Gambar: www.carnegiewave.com

Ombak merupakan salah satu pembangkit tenaga listrik alternatif yang menjanjikan. Beberapa negara maju telah memanfaatkan energi gelombang air laut sebagai sumber listrik. Contohnya saja Australia. Baru-baru ini mereka meluncurkan teknologi pembangkit listrik gelombang air laut.

Australia merupakan benua yang dikeliling samudera, sama persis dengan kondisi Indonesia yang juga berbatasan langsung dengan lautan. Berada di lepas pantai Perth, Australia Barat, Carnegie Wave Energy meluncurkan proyek bernilai jutaan dolar untuk menghasilkan listrik dari lautan ke daratan benua Kangguru tersebut.

The Carnegie menerapkan teknologi CETO. Teknologi ini merupakan pembangkit listrik yang digerakkan dengan alat seperti pelampung. CETO diletakkan di bawah permukaan air laut. Tidak hanya menghasilkan listrik, teknologi ini juga sanggup mengubah air laut menjadi air minum.

Teknologi CETO ini merupakan yang pertama di dunia yang dapat menghasilkan listrik sekaligus air minum dari laut. Pada akhir tahun 2014, CETO 5 telah dipasang di Pulau Garden dan telah diaktivasi pada bulan Februari tahun ini. Susunan yang terdiri dari tiga pelampung berdaya 240 kilowatt ditambatkan ke dasar laut melalui pompa air hidrolik. Sistem alat ini akan bergerak naik-turun mengikuti gelombang air dan mendorong air untuk menghidupkan turbin sekaligus menghasilkan air desalinasi.

Saat ini Carnegie telah mempersiapkan CETO 6 yang akan menghasilkan energi empat kali lipat dibanding CETO 5. Keberadaan teknologi ini dianggap lebih baik dari penghasil listrik yang berasal dari tenaga angin dan sinar matahari. CETO 5 merupakan teknologi yang tahan lama, tidak cepat rusak sekaligus tidak mempunyai efek buruk untuk lingkungan sekitarnya.

Penulis: NW/G15
Sumber: www.inhabitat.com

Top