Seorang ahli metalurgi dan peneliti, Walter Rosner merancang reaktor untuk mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar. Ia membuat inovasi dari kota misionaris, Dos de Mayo di Argentina. Saat ini Rosner menggunakan oven untuk melelehkan plastik standar dan menyulingnya menjadi bensin bagi kendaraan maupun mesin.
Proses dekomposisi tersebut dilakukan dalam tiga jam. Proses ini dinilai sangat jauh lebih cepat dibandingkan dengan proses dekomposisi plastik secara alami yang dapat memakan waktu hingga ratusan tahun.
Baca juga: Inovasi dari Terpal Bekas
Rosner mengusulkan membangun fasilitas di setiap kota untuk mengumpulkan plastik dan mengubahnya menjadi bahan bakar. Satu reaktor dapar memproses 30 kilogram plastik dalam waktu sekitar 90 menit. Untuk setiap 10 kilogram yang dimasukkan akan menghasilkan 9 liter bahan bakar. Bahkan kemasan agrokimia seperti glisofat bisa diubah menjadi produk yang bermanfaat.
Plastik yang berbeda menghasilkan jenis bahan bakar yang berbeda, misalnya, nafta, diesel, atau minyak. Beberapa plastik membutuhkan waktu lebih lama daripada yang lain untuk dikonversi. Dari rumahnya, Rosner mengumpulkan sekitar 8 kilogram sampah plastik setiap Minggu yang dapat diubah menjadi 5 liter bensin setelah dikonversi dalam reaktor. Ia sendiri jarang memiliki sampah plastik karena melakukan diet plastik.
Mengutip intelligentliving.co, ia mengatakan dalam tiga jam dapat menghasilkan bahan bakar untuk mobil, mesin, generator, dan lainnya. Sementara seorang pria yang berasal dari Ghana bernama Francis Kantayooro juga merancang reaktornya sendiri. Ia mengubah sampah plastik menjadi diesel, bensin, minyak tanah, dan gas domestik untuk kebutuhan rumah.
Kantayooro mengatakan Ghana menghabiskan banyak uang untuk sampah plastik. Ketika masih berada di universitas, ia ingin membuat perubahan. Kantayooro mulai meneliti manfaat sampah plastik dan bagaimana mengeluarkannya secara permanen dari sistem lingkungan.
Baca juga: Kulkas Cerdas yang Dapat Mengontrol Stok Makanan
Ghana memiliki masalah polusi plastik yang parah karena menghasilkan 1,7 juta ton sampah setiap tahun, tetapi hanya mendaur ulang sebanyak 2 persen. Saat ini, setidaknya di kota tempat Kantayooro tinggal, orang-orang mengumpulkan sampah plastik dan membawanya ke tempat reaktor. Mereka bisa mendapatkan uang dari hasil sampah plastik tersebut.
Diperlukan waktu tidak lebih dari satu hari untuk dapat mengubah satu ton plastik menjadi 800 liter diesel. Selain itu, orang-orang juga datang untuk membeli bahan bakar yang dihasilkan oleh limbah plastik tersebut, harga bahan bakar dinilai lebih murah daripada membeli di pom bensin.
Penulis: Mega Anisa