Dapatkah teknologi mendekatkan manusia pada alam? Simon Heijdens menjawab pertanyaan tersebut. Ia melahirkan sebuah karya yang lahir dari hubungan paradoks antara alam dan teknologi. Angin, hujan, dan matahari adalah elemen utama yang ia tunjukkan pada karyanya.
Seniman berusia 36 tahun asal Jerman ini membuat proyek Shade. Proyek yang baru saja dipamerkan di London ini berbentuk fasad sebesar 140m2, terfragmen dalam sel-sel kecil berbentuk segitiga. Gerakan angin di bagian luar fasad dihitung di beberapa titik sepanjang fasad tersebut dan datanya kemudian dimasukkan ke dalam sebuah program yang akan memicu tiap sel untuk berubah transparansinya.
Karya ini menghasilkan permainan cahaya di lantai galeri. Cahaya tersebut berubah secara terus menerus. Di pagi hari, polanya keras dan dengan pola yang bersudut, sementara saat matahari bergerak semakin ke atas, cahayanya akan berubah menjadi semakin lembut.
Berikutnya adalah proyek Lightweeds. Proyek ini adalah karya Heijdens yang paling terkenal, yang juga mengaburkan batasan antara ruang dalam dan luar. Karya ini sekarang sedang dipamerkan di Museum of Modern Art di New York, Amerika Serikat.
Lightweeds seperti ilalang, yang mempunyai biji putih, diproyeksikan di dinding museum dan tumbuh berdasarkan cuaca yang ada di luar gedung tersebut. Seperti ilalang yang tumbuh di halaman rumah kita, seniman ini menumbuhkan ilalang tersebut dengan memperhitungkan respon terhadap cahaya matahari, angin dan hujan berdasarkan sensor yang disimpan di luar gedung.
Tanaman digital ini juga sensitif terhadap lingkungan di dalam gedung. Saat pengunjung museum berjalan melewatinya, angin yang ditimbulkan membuat batang tanaman melengkung dan kemudian melepaskan bijinya, kemudian tumbuh di tempat lain di dalam ruangan itu. Seniman ini menggambarkannya sebagai organisme digital.
Tujuan dari dua proyek diatas adalah untuk menyatukan manusia dengan ritme alam. Dunia modern membuat pengalaman sehari-hari menjadi semakin statis. Sehingga saat elemen alam yang tak bisa diprediksi seperti angin kecil berhembus, gerimis hujan atau tenggelamnya matahari sudah tidak bisa masuk ke dalam lingkungan kita, maka pergerakan waktu sehari-hari sudah hilang.
Bahkan karya ini bisa dianggap sebagai jendela berteknologi, membiarkan angin atau cahaya matahari masuk kembali ke dalam ruangan kita, dengan cara yang indah dan tak dapat diprediksi.
(G15)