Mikroplastik, serpihan kecil plastik yang ukurannya lebih kecil dari 5 mm keberadaannya saat ini sudah tersebar di mana-mana sehingga bisa ditemukan di lautan, salju Kutub Utara, bagian terdalam samudera, bahkan di dalam air minum kita. Selain membutuhkan waktu yang lama untuk terurai, saat mikroplastik rusak, ukurannya yang mungil membuatnya semakin sulit untuk dikeluarkan dari air. Akan tetapi peneliti teknik kimia di University of Adelaide di Australia sedang menguji metode baru yang dapat mengurai mikroplastik secara aman dengan menggunakan magnet kecil berbentuk pegas.
Dilansir dari Fast Company, menurut Xiaoguang Duan, salah satu peneliti University of Adelaide sekaligus penulis makalah di jurnal Matter mengatakan bahwa teknologi yang berupa tabung magnet kecil “nano-coils/nanotube” ciptaannya ini dapat menguraikan plastik sepenuhnya menjadi karbon dioksida dan air.
Teknologi ini menggunakan nanotube karbon yang dilapisi dengan nitrogen dan logam magnetik yang disebut mangan. Kedua senyawa kimia ini berinteraksi dengan kumparan nano untuk menciptakan molekul oksigen yang sangat reaktif yang disebut radikal bebas yang berfungsi untuk menyerang mikroplastik.
Mengurai Mikroplastik
Logam dibangun ke dalam tabung memungkinkannya untuk menggunakan magnet kecil yang dapat menghapus nanotube dari air ketika proses mengurai mikroplastik selesai dan untuk digunakan kembali nanti. Di laboratorium, para peneliti menguji teknologi ini pada manik-manik mikroplastik yang digunakan dalam pasta gigi, scrub wajah, micro beads dan beberapa produk lainnya.
Selama delapan jam, sampel air yang terkontaminasi dengan polutan mikroplastik sebagian besar atau sekitar 30 persen hingga 50 persen mikroplastik telah berhasil diubah menjadi senyawa yang tidak berbahaya. Nanotube yang dirancang dalam bentuk spiral ini membuatnya tetap stabil selama proses pemecahan mikroplastik.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti juga menguji apakah proses tersebut menciptakan bahan beracun. “Ternyata produk degradasi mikroplastik benar-benar tidak berbahaya, dan mereka juga dapat digunakan sebagai sumber karbon untuk pertumbuhan alga,” kata Duan.
Duan menambahkan bahwa mikroplastik sepenuhnya ditransformasikan menjadi karbon dioksida atau zat tidak berbahaya lainnya dan mereka tidak akan menyebabkan efek buruk atau toksik bagi mikroorganisme, ikan atau hewan lain di dalam air.
Pengujian Laboratorium
Namun sayangnya, teknologi magnetik ini masih pada tahap pembuktian konsep di laboratorium, dan sejauh ini para ilmuwan hanya membuktikan bahwa ia bekerja pada manik-manik mikroplastik, bukan bentuk mikroplastik lain, seperti pecahan botol air plastik.
Tetapi menurut para peneliti ada tanda-tanda awal bahwa teknologi ini akan bekerja lebih luas. “Kami sudah melakukan beberapa percobaan pendahuluan, dan kami menemukan bahwa teknologinya masih berfungsi untuk jenis mikroplastik lainnya,” tegas Duan.
Tim peneliti rencananya akan terus meningkatkan efisiensi teknologi dan menguji toksisitasnya sehingga nantinya dapat digunakan di pabrik pengolahan air limbah. Selain itu, pengujian lebih lanjut diperlukan sebelum teknologi ini bisa siap digunakan dalam jangka panjang.
Kecil kemungkinan, teknologi ini akan digunakan secara langsung di lautan meskipun secara teori memungkinkan jika dilihat dari skala masalahnya atau setidaknya dapat mencegah beberapa mikroplastik mencapai saluran air sebelum mencapai lautan.
Duan mengatakan kepada Business Insider bahwa meskipun teknik ini masih dalam masa pertumbuhan, teknologi ini “memberikan solusi yang mungkin untuk mengatasi masalah global.”
Penulis: Diki Suherlan