Hidup di tengah hiruk-pikuknya kota tak jarang membuat kita merasa jenuh dan lelah. Saat rasa jenuh dan lelah melanda, ketenangan dan kesederhanaanlah yang kita butuhkan. Pengrajin tangan lokal asal Jakarta, Lokaprana, hadir mengobati kerinduan kita atas kesederhanaan yang membawa ketenangan.
“Produk Lokaprana hadir untuk memberikan sentuhan calming pada kehidupan kita sehari-hari. Lokaprana juga diharapkan dapat menjadi media terapi bagi mereka yang rindu akan keindahan alam dan kesederhanan,” ujar Gusti Cakramurti, pemilik sekaligus direktur kreatif dari Lokaprana, saat dihubungi oleh Greeners beberapa waktu lalu.
Lokaprana merupakan rumah kreatif yang diciptakan oleh Gusti pada tahun 2019. Melalui Lokaprana, Gusti menciptakan produk kerajinan tangan berupa penyangga gawai, penyimpan perhiasan, alat makan, dan masih banyak lagi. Aswanaprana adalah salah satu nama dari kerajinan yang ia ciptakan.
Seluruh produk yang ia ciptakan, baik itu Aswanaprana atau yang lainnya, memiliki desain yang mengutamakan kesederhanaan. Namun di balik kesederhanaan tersebut, setiap produk yang ia ciptakan sarat akan makna.
“Setiap produk yang kami ciptakan memiliki semangat lokalitas yang tinggi. Semangat lokalitas tersebut kami wujudkan dengan membuat produk yang bersumber dari bahan-bahan lokal dan ramah lingkungan,” tutur Gusti.
Selain itu, Gusti juga menambahkan bahwa nama Lokaprana sendiri berasal dari penggabungan dua kata, “lokal” dan “prana”. Prana merupakan napas dalam bahasa Sanskerta. Melalui nama tersebut, Gusti berharap bahwa Lokaprana dapat menjadi napas baru bagi industri kreatif dan tetap menjunjung tinggi semangat lokalitas.
Lokaprana Berikan Kehidupan Kedua pada Limbah Material Alam
Kisah awal Gusti menciptakan Lokaprana bermula ketika ia sedang mengunjungi desa pengrajin kayu di kawasan Panimbang, Banten. Di sana, ia menemukan banyak limbah kayu jati yang terbengkalai begitu saja dan menjadi sampah.
“Sayang sekali limbah kayu tersebut tidak termanfaatkan dengan baik dan nasibnya berakhir menjadi sampah. Dari situ langsung terpikir untuk membuat sesuatu yang baru dari limbah kayu. Selain dapat mengurangi sampah, juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar,” kata Gusti.
Untuk mengolah limbah kayu jati menjadi kerajinan yang cantik, Gusti bekerja sama dengan seniman lokal yang ada di daerah tersebut. Ia senang karena selain dapat menciptakan sumber penghasilan baru bagi warga, Lokaprana juga telah berhasil mengeluarkan potensi-potensi terpendam dari para seniman lokal yang ada di sana.
“Warga lokal masih memandang sebelah mata profesi seniman, karena dianggap kurang komersil. Maka dari itu, banyak warga yang sebetulnya berbakat dalam bidang seni merasa takut untuk bekerja sesuai passionnya. Melalui kehadiran Lokaprana, saya harap anggapan tersebut bisa berangsur-angsur hilang,” tambah Gusti.
Saat ini, selain menggunakan limbah kayu jati sebagai bahan utama, Lokaprana juga menggunakan limbah material alam lainnya seperti batok kelapa, bambu, dan serat-serat tumbuhan. Kini Gusti dan tim terus melakukan eksperimen untuk menciptakan produk-produk baru yang lebih beragam lagi.
Untuk mengetahui kabar terkini dari Lokaprana, Sobat Greeners bisa langsung mengunjungi akun Instagram mereka di @lokaprana.id. Sebagai informasi, produk Lokaprana bisa kita dapatkan melalui e-commerce yang tersedia atau langsung mengunjungi M Bloc Market di kawasan Jakarta Selatan.
Penulis: Anggi R. Firdhani