Jakarta, (Greeners) – Di tangan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) I Wayan Darya Kartika, limbah udang yang semula limbah berhasil diolah menjadi penambal membaran telinga.I Wayan Darya Kartika menggunakan ekstrak kulit udang atau Chitosan menjadi bahan penambal telinga tersebut.
“Biasanya, dokter mengobati pasien yang menderita tuli konduktif dengan menambal membran yang rusak di telinga dengan gelatin, kolagen atau alginat. Tetapi ternyata dengan limbah udang pun bisa digunakan sebagai bahan,” ujar I Wayan Darya Kartika beberapa waktu lalu. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan mekano akustik berbasis chitosan.
Pendekatan itu menguji intensitas, ketebalan dan kelenturan sifat akustik dari membran chitosan, termasuk faktor sensor suara dan koefisien transmisi suara.Kemudian, juga dilakukan kajian kualitas penutupan perforasi dari segi kuantitas intensitas dan konduksi suara selama perforasi dan pascapenutupan (sembuh total). Chitosan dipilih karena memiliki kadar protein tinggi.
Kita mengenal protein sebagai bahan penyusun sel tubuh. Semakin tinggi kadar proteinnya, pertumbuhan sel akan semakin baik.”Chitosan juga selulosa yang mudah bereaksi dengan segala jenis zat kimia tanpa ada efek sampingnya,” kata dia. Saat ini, yang perlu dilakukan adalah uji klinis untuk memastikan kelayakan model membran chitosan yang dibuatnya.