Siapa yang tak kenal dengan buah semangka? Buah kaya air yang satu ini digemari oleh banyak orang karena memiliki rasa yang manis dan segar. Namun di balik rasa manisnya, tahukah kamu bahwa semangka merupakan bahan potensial untuk sumber energi di masa depan?
Menurut situs Treehugger, setiap tahunnya Amerika Serikat menghasilkan limbah semangka sebanyak 360.000 ton! Jika limbah sebanyak itu kita biarkan begitu saja, limbah tersebut akan menghasilkan gas-gas berbahaya yang bisa merusak lapisan atmosfer Bumi. Maka dari itu, limbah-limbah tersebut perlu ditangani dengan tepat. Salah satu cara tepat untuk menangani limbah semangka yakni dengan cara mengubahnya menjadi sumber energi.
Menurut sebuah studi yang terbit dalam jurnal Biotechnology for Biofuels pada tahun 2009, limbah semangka rupanya dapat kita ubah menjadi bio-etanol. Bio-etanol sendiri nantinya dapat kita manfaatkan sebagai sumber energi terbarukan pengganti bahan bakar fosil. Semangka merupakan bahan dasar yang bagus untuk membuat bio-etanol, karena buah tersebut kaya akan kandungan gula dan asam amino. Untuk mengubah limbah buah semangka menjadi bio-etanol, limbah-limbah tersebut perlu melewati proses fermentasi.
Israel Mulai Gunakan Limbah Semangka Sebagai Sumber Energi
Israel merupakan salah satu negara yang mulai mengembangkan penggunaan limbah buah semangka sebagai sumber energi terbarukan. Para peneliti dari negara tersebut memanfaatkan semangka berjenis Malali. Setiap tahunnya, Israel menghasilkan sebanyak 56.000 ton limbah semangka Malali.
“Limbah dari buah tersebut telah menyumbangkan sekitar 8.200 ton karbon dioksida tiap tahunnya. Proses produksi semangka yang menggunakan alat pertanian, pupuk, dan air, juga telah menghasilkan karbon dioksida tambahan,” ujar Lektor Kepala dari University of Haifa, Yoram Gerchman, seperti dikutip dari Ynet News.
Guna menekan laju produksi karbon dioksida yang dihasilkan oleh limbah buah semangka, para peneliti mengolah limbah tersebut menjadi bubur. Setelah itu, bubur tersebut akan melalui tahap fermentasi. Semangka Malali memiliki kandungan gula yang tinggi yaitu sekitar 18 persen, sehingga saat melalui tahap fermentasi, buah ini akan menghasilkan bio-etanol dalam jumlah yang cukup banyak. Etanol tersebut nantinya akan berfungsi sebagai bahan bakar dari beragam macam mesin.
Selain mengolah limbah semangka menjadi sumber energi alternatif, para peneliti di Israel juga tengah mengembangkan pemanfaatan limbah buah tersebut sebagai pupuk tanaman. Limbah buah berair yang satu ini memiliki kandungan zat antioksidan berupa likopen, dan zat tersebut memiliki manfaat baik bagi pertumbuhan tanaman.
Penulis: Anggi R. Firdhani
Sumber: