Kulkas kerap kali digunakan untuk menyimpan makanan dan minuman agar tetap segar. Tujuannya agar segala jenis buah, sayur, lauk pauk, hingga berbagai minuman tidak basi dan tahan lama. Ukuran yang cukup besar membuat mesin pendingin membutuhkan cukup ruang sehingga dinilai tidak fleksibel.
Selain itu, kulkas juga menggunakan freon sebagai pendingin. Padahal senyawa tersebut mengandung salah satu zat kimia, yaitu Chloro Fluoro Carbon (CFC). Jika penggunaanya berlebihan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan radiasi bahkan berbahaya bagi orang yang menghirupnya.
Baca juga: Kulkas Cerdas yang Dapat Mengontrol Stok Makanan
Pada 2016, di Laboratorium Fisika Universitas Negeri Semarang, sebuah eksperimen mengenai tempat penyimpan makanan ramah lingkungan dibuat. Beberapa mahasiswa menciptakan ecobox berbasis termoelektrik yang mengubah energi listrik menjadi energi dingin. Inovasi tersebut juga mengubah ukuran mesin pendingin menjadi lebih kecil sehingga lebih praktis.
Kabin boks sebagai wadah utama memanfaatkan termoelektrik, pendingin (heatsink), kipas, dan pasir besi untuk mentransfer kalor atau panas. Untuk membuat ecobox, wastafel atau cold sink harus diamplas terlebih dahulu agar permukaannya lebih halus. Selanjutnya, termoelektrik diletakkan pada sisi cold sink dengan pelumas termal sebagai perantara sumber panas dan dingin.
Bagian sisi pendingin juga diletakkan pada heatsink fan yang terbuat dari tembaga dan alumunium untuk membantu proses pendinginan. Fungsi lainnya adalah untuk mengoptimalkan penyerapan panas dengan mengalirkan kalor dari heatsink ke dalam ecobox. Proses pembuatannya dilengkapi dengan merangkai mur dan baut di bagian bawah dan tengah kabin lemari pendingin.
Dengan ukuran 38 cm x 62 cm x55 cm, lemari pendingin mini ini mampu menampung hingga kapasitas 20 liter. Medium ini juga hanya membutuhkan daya sebesar 60 watt dan dapat mencapai temperatur hingga 20 derajat celcius. Jika dibandingkan dengan kulkas pada umumnya, ecobox dinilai lebih hemat energi. Kulkas biasa umumnya membutuhkan daya yang lebih besar atau sekitar 90 hingga 120 watt.
Baca juga: Jangan Simpan 7 Makanan Ini di Kulkas
Cara kerjanya alat ini cukup mudah, dengan memasukkan arus menjadi maksimum, pengguna dapat mengontrol temperatur yang diinginkan. Pengaturan temperatur panas terletak pada sisi panas dan sisi sebaliknya untuk temperatur rendah.
Dari eksperimen tersebut, ecobox mendapatkan hasil yang hampir sempurna sebesar 85 persen atau sebanding dengan kulkas pada umumnya Jika kulkas biasa dapat menyimpan makanan hingga delapan hari lamanya, alat ini mampu menahan kuaitas makanan selama tujuh hari.
Selain ramah lingkungan karena tidak menggunakan gas berbahaya, penyimpan makanan ini juga fleksibel karena ukurannya tidak begitu besar sehingga dapat dibawa bepergian. Ecobox ini juga cukup aplikatif karena bisa dijadikan lemari pendingin sekaligus penghangat serta cenderung memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan kulkas biasa.
Penulis: Krisda Tiofani