Bukan rahasia lagi jika limbah makanan dapat menyebabkan beragam permasalahan serius terhadap lingkungan. Selain mengotori lingkungan sekitar, limbah makanan juga dapat menghasilkan gas metana yang berbahaya. Berdasarkan informasi yang Greeners dapat dari situs WWF, limbah makanan telah menyumbang emisi gas rumah kaca sekitar 6 hingga 8 persen.
Prihatin akan kondisi tersebut, perusahaan startup asal Denmark, Beyond Leather, berinisiatif untuk mengolah kembali limbah makanan menjadi sesuatu yang bermanfaat. Mereka menciptakan Leap, “kulit” vegan ramah lingkungan yang sebagian besar terbuat dari limbah buah apel. Beyond Leather memanfaatkan limbah apel berupa ampas sisa produksi jus untuk membuat kulit vegan tersebut.
“Sekitar 25 persen apel terbuang sia-sia setelah diolah menjadi jus atau sari apel. Petani lokal Denmark dapat menghasilkan limbah apel sekitar 500 hingga 600 ton per tahun. Kami ingin mengolah kembali limbah tersebut menjadi Leap yang bermanfaat,” ujar salah satu pendiri Beyond Leather, Hannah Michaud, kepada Dezeen.
Hannah menyatakan bahwa proses pembuatan Leap dari limbah apel cukup ramah bagi lingkungan. Proses pengolahan kulit vegan tersebut menghasilkan 85 persen lebih sedikit CO2 daripada proses pengolahan kulit tradisional. Selain itu, proses pembuatan Leap juga hanya membutuhkan sedikit air.
Leap, Kuat dan Lentur Bagaikan Kulit Hewan Asli
Beyond Leather menciptakan kulit vegan Leap dengan cara mencampurkan limbah apel dengan karet alam, dan campuran tersebut setelahnya akan melewati proses pencetakan dengan menggunakan alat khusus. Menurut Hannah, campuran dari kedua bahan tersebut akan memberikan hasil akhir yang bertekstur kenyal dan fleksibel.
“Limbah apel memiliki kandungan serat dan polimer yang sangat tinggi dan potensial. Jika diolah secara benar, kandungan-kandungan tersebut akan ‘aktif’ dan dapat memberikan kekuatan serta kelenturan pada produk Leap. Sebagai hasil akhir, kulit vegan Leap akan kuat dan lentur bagaikan kulit hewan asli,” papar Hannah.
Kulit Leap, selain lentur dan kuat, juga memiliki tekstur permukaan yang halus bagaikan kulit hewan sungguhan. Setiap inci dari permukaan kulit vegan tersebut dilindungi oleh lapisan khusus dengan warna yang berbeda. Selain menambah unsur estetika, lapisan tersebut juga mencegah kulit vegan untuk mengalami kerusakan dalam waktu cepat.
Penulis: Anggi R. Firdhani
Sumber: