Lembaga amal dari Inggris bernama SolarAid bekerjasama dengan Yingli Solar, produsen panel surya, meluncurkan sebuah produk baru yang digadang-gadang menjadi lampu surya paling terjangkau di dunia.
Dipasarkan oleh SunnyMoney, perusahaan sosial milik SolarAid di Afrika, lampu surya SM100 dibanderol sekitar Rp 65.000. Warga Inggris juga bisa membeli lampu ini seharga Rp 140.000. Dari penjualan satu lampu tersebut, uangnya akan digunakan untuk mendistribusikan dua buah lampu di negara-negara di Afrika.
Lampu SM100 dirancang untuk digunakan di daerah yang tidak terjangkau listrik oleh keluarga-keluarga di Afrika dan untuk anak-anak mengerjakan pekerjaan rumah mereka di malam hari. Lampu ini dua kali lebih terang dibandingkan lampu petromaks. Baterainya saja cukup untuk menerangi selama 5 jam.
SM100 dilengkapi dengan dudukan yang bisa diatur atau bisa juga digantung di langit-langit. Di Inggris, SolarAid memasarkan lampu ini untuk dipakai di tempat berkemah atau untuk dipakai ke acara-acara malam hari seperti festival, lengkap dengan tali yang bisa dipasang di kepala.
Seperti dilansir dari inhabitat.com, CEO SolarAid, Nick Sireau, berkata, “Ketika saya memulai SolarAid sepuluh tahun lalu, lampu yang kami jual di Afrika harganya sekitar Rp 300.000,- dan sekarang harganya sudah mulai turun sehingga kami, SolarAid, dengan bangga bisa mempersembahkan lampu surya paling terjangkau di dunia. Kami berharap bahwa perubahan harga ini bisa membantu mengurangi pemakaian lampu berbahan bakar minyak untuk selamanya.”
SolarAid bertujuan untuk mengurangi pemakaian lampu minyak yang mahal dan menimbulkan polusi. Selama 10 tahun ini, SunnyMoney telah menjual lampu sebanyak 10 juta buah di Afrika dan mendapatkan banyak masukan mengenai apa yang dibutuhkan dari sebuah lampu bertenaga surya. Pada bulan Agustus 2016, SunnyMoney mendistribusikan 9.000 lampunya ke Malawi, Zambia, dan Uganda untuk mendapatkan masukan dari pengguna mengenai rancangan lampu surya di masa mendatang.
Penulis: NW/G15