Menurut The Paperless Project, konsumsi kertas global tiap tahunnya mencapai 300 juta ton. Entah untuk keperluan kantor atau akademis, manusia memang belum bisa lepas dari benda yang berasal dari pohon ini.
Daur ulang kertas pun tidak seluruhnya bersifat positif bagi lingkungan. Kertas tidak bisa begitu saja didaur ulang, proses daur ulang tersebut hanya bisa dilakukan tujuh sampai sepuluh kali hingga jaringan kertas tersebut hancur dan harus ditambah oleh bubur kayu untuk memulai kembali proses daur ulang.
Juga menurut Phys.org, senyawa yang muncul ketika produksi kertas merupakan sumber utama dari polusi industrial, kertas yang sudah tidak dipakai juga menghabiskan 40% lahan dari tempat pembuangan akhir (TPA).
Baru-baru ini peneliti Universitas Shandong, Tiongkok, University of California, Riverside, dan Lawrence Berkeley National Laboratory telah menemukan jenis kertas baru yang bisa diprint hanya dengan sinar dan digunakan berulang sebanyak 80 kali. Penemuan tersebut menggunakan prinsip perubahan warna dalam nanopartikel yang bisa diaplikasikan kepada permukaan tipis – termasuk kertas.
“Kertas baru ini memiliki penampilan dan tekstur yang sama dengan kertas konvensional, tetapi kertas ini bisa diprint dan dihapus berulang-ulang tanpa harus menggunakan tinta,” jelas Yadong Yin, profesor kimia dari University of California seperti dilansir Inhabitat.
“Kami percaya jika kertas ini memiliki banyak aplikasi praktis termasuk penulisan informasi yang sifatnya temporer, seperti koran harian, majalah, poster, buku catatan, sensor oksigen, dan label-label,” kata Yin.
Penulis: MFA/G41