Lebih dari 700 juta ton beras diproduksi setiap tahun. Tanaman padi tumbuh di lebih dari 100 negara dan dikonsumsi oleh 3,5 milliar orang di seluruh dunia setiap hari. Lebih dari 90 persen produksi beras di dunia berasal dari Asia. Tahun 2050, sebanyak 7,7 miliar orang diperkirakan akan meningkat menjadi 9,7 miliar. Ini berarti kebutuhan akan beras semakin meningkat.
Tingginya kebutuhan beras bertolak belakang dengan jumlah lahan pertanian yang terus menyusut. DI samping itu pertanian juga memerlukan banyak air dalam prosesnya. Lebih dari 65 persen bagian Bumi adalah air, tetapi hanya 2,5 persen yang merupakan air tawar dan kurang dari satu persen dapat digunakan manusia. Sementara, sekitar 70 persen air yang tersedia digunakan untuk pertanian.
Baca juga: Bio-Hybrid Transportasi Masa Depan Rendah Emisi
Permintaan bahan makanan, krisis iklim, dan dampak besar pertanian terhadap lingkungan memunculkan inovasi baru yakni pertanian laut. Inovasi menanam padi di laut ini dicetuskan oleh sepasang ilmuwan muda. Mereka merekayasa cara menoleransi salinitas air laut sehingga tanaman dapat memanfaatkan nutrisi alami yang berlimpah di lautan. Hasilnya adalah padi yang toleran terhadap air garam. Padi ditanam di pekarangan laut terapung sehingga tidak membutuhkan tanah, pupuk atau air tawar.
Karena padi merupakan tanaman yang paling intensif membutuhkan air, inovasi ini menjadikannya dapat bertahan di air asin dan mendapat nutrisi dari laut. Para ilmuwan, Luke Young dan Rory Hornby mendirikan sebuah perusahaan bernama Agrisea untuk mengembangkan inovasi ini.
Melalui penyuntingan gen, mereka memperkuat gen di dalam beras dan mengontrol toleransinya terhadap garam. Mereka mengidentifikasi gen yang mengendalikan garam, melindungi DNA, dan melakukan isolasi seluler. Melansir intelligentliving.co, salah satu CEO dan pendiri Agrisea, Luke Young mengatakan, gen-gen ini bertindak dalam satu jaringan seperti halnya yang terjadi di alam.
Baca juga: Menanam Hidroponik di Dalam Dapur
Benih hasil rekayasa ditempatkan ke dalam pertanian kecil (mini-farm) berbentuk sarang lebah yang mengapung secara modular. Satu unit berdiameter sekitar satu kaki. Berkat bentuknya yang heksagonal, inovasi ini membuat tanaman saling bersebelahan satu sama lain dan membentuk pertanian yang lebih besar. Setiap unit berisi lampiran ganda dari jala yang berfungsi sebagai pembibitan ikan. Sedangkan bagian paling atas menahan tanaman.
Perusahaan berencana menyebarkan pertanian percontohan pertamanya pada akhir 2020. Selanjutnya, para inovator juga ingin mengenalkan beberapa pertanian percontohan yang lebih besar di seluruh dunia di 2021.
Penulis: Mega Anisa