Di seluruh dunia, masih banyak rumah di pelosok daerah yang tidak memiliki listrik. Setiap malam, banyak rumah terpaksa menggunakan lentera minyak tanah, menghabiskan sekitar 25% dari pemasukan mereka hanya untuk menerangi rumah di malam hari. Seiring dengan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan, terdapat juga resiko kebakaran dan bahaya kesehatan dari asap pembakarannya.
Untuk alasan itulah, Dr. Hakan Gürsu dari Design Nobis menciptakan Infinite Light sebagai solusinya. Infinite Light adalah sebuah lampu tenaga surya berkualitas tinggi dengan harga terjangkau yang dipersembahkan untuk masyarakat desa di pelosok. Infinite Light mencoba menjawab kebutuhan akan penerangan bagi masyarakat yang dilanda kemiskinan.
Solusi sederhana ini pada dasarnya adalah sebuah lampu yang dilengkapi dengan panel surya fleksibel dan baterai yang disimpan dalam sebuah botol plastik PET. Energi dari sinar matahari ditangkap oleh panel surya fleksibel yang digulung mengikuti bentuk botol. Sedangkan baterai, yang diletakan di bagian tengah botol, digunakan sebagai tempat penyimpanan dan juga alat konversi energi. Bagian yang memancarkan sinar diletakan di bagian bawah, dilengkapi dengan perangkat logam yang berfungsi sebagai pelindung dan penyangga botol. Kawat logam pada bagian atas berfungsi sebagai pegangan, sehingga lampu ini bisa dibawa kemanapun ataupun digantung di langit-langit rumah.
Unit penerangan ini tidak memerlukan infrastruktur pendukung apapun dan sudah dikemas dalam sebuah paket yang langsung siap digunakan, tentunya memanfaatkan botol plastik PET bekas. Didesain agar awet dan tahan lama, produk ini menjadi pilihan desain penerangan yang mampu menerangi rumah dengan cara yang berkelanjutan dan murah.
Lebih dari sekedar lampu, Infinite Light diciptakan sebagai inovasi sosial yang berdampak bagi masyarakat luas, terutama pada penggunaan energi terbarukan dan pemanfaatan sampah plastik.
(G33)
Sumber: inhabitat.com